Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kami Tak Menyangka TNI Akan Menembak"

Kompas.com - 16/04/2011, 20:58 WIB

KEBUMEN, KOMPAS.com — Bentrok antara anggota TNI Angkatan Darat dan sejumlah warga kawasan Urut Sewu, Desa Sentrojenar, Kecamatan Bulus Pesantren, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Sabtu (16/4/2011), mengakibatkan tujuh warga dirawat di RSU Kebumen. Empat warga di antaranya mengalami luka tembak.

Ketujuh warga dirawat di Bangsal Teratai RSU Kebumen. Di antara para korban, Aris Wahyudi (49) mengalami luka pelipis bagian kanan, Mustofa (65) dengan hidung membengkak, dan Syamsudin (26) dengan bagian kepala sebelah kanan sobek. Empat lainnya menderita luka tembak, yakni Mulyanto (21), Sarwadi, Kusriyanto (29), dan Surip Supangat.

Aris menceritakan, kejadian bermula saat warga baru saja berziarah di makam seorang anak yang menjadi korban bom bekas latihan tentara pada 22 Maret 1997. Warga membenahi barikade yang dipasang warga di Jalan Diponegoro sebagai jalan menuju kantor Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AD yang telah dibongkar TNI. Setelah itu, warga merobohkan papan Dislitbang TNI di gapura masuk.

Warga kemudian berkumpul di dekat kantor Kecamatan Bulus Pesantren dan tiba-tiba sekitar 50 prajurit TNI dengan bersenjata laras panjang menyerang warga. "Kami tidak menyangka kalau TNI akan melepaskan tembakan," katanya.

Kepala Desa Sentrojenar Surip Supangat yang juga mengalami luka tembak menuturkan, saat kejadian ia sedang menanam padi di sawahnya di sebelah selatan kantor Dislitbang TNI. "Waktu menanam padi tiba-tiba terdengar suara tembakan berkali-kali dari arah utara, beberapa waktu kemudian datang puluhan prajurit TNI kemudian juga menembak ke arah kami. Waktu itu ada seorang prajurit yang menuding saya sebagai provokator," ungkapnya.

Padahal, menurut Surip, selama ini justru selalu mengimbau masyarakat untuk tidak berbuat anarki. "Selain menembak, mereka juga memukul dan menginjak saya. Kami sangat menyayangkan tindakan aparat TNI. Mereka telah menginjak-injak tanaman padi kami dan menembak di depan ibu-ibu yang sedang menanam padi," tuturnya.

Surip mengemukakan, selama ini memang terjadi permasalahan antara warga dan kantor Dislitbang TNI karena tanah warga dipasangi patok tanpa sepengetahuan warga dan kepala desa. Patok tersebut sebagai zona aman daerah latihan TNI, tetapi warga mengira tanah tersebut akan diambil TNI. "Sebenarnya kami hanya menginginkan agar TNI tidak melakukan latihan militer di kawasan tersebut karena sebagian adalah tanah warga," kata Surip.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com