Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKB Kutuk Kekerasan di Cikeusik

Kompas.com - 06/02/2011, 20:18 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa DPR mengutuk keras tindak kekerasan di Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Banten, yang menewaskan tiga anggota Ahmadiyah dan melukai lima orang lainnya.

"Penyerbuan terhadap anggota Ahmadiyah sangat tidak bermoral, melanggar HAM, dan mengingkari prinsip ajaran Islam yang damai," kata Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (F-PKB ) Marwan Ja'far, Minggu (6/2/2011).

Menurut dia, penyerbuan tersebut menunjukkan masih adanya perilaku jahiliah dalam toleransi beragama di Indonesia. "Ini adalah kemunduran kehidupan keberagamaan di Indonesia," ujarnya.

Untuk itu, F-PKB meminta semua pihak tidak bertindak semaunya sendiri menjadi "polisi agama" yang seolah-olah paling berhak memutuskan kafir atau tidaknya dan benar atau tidaknya keyakinan seseorang.

Selain itu, F-PKB juga menyerukan kepada aparat keamanan agar segera menangkap semua pelaku penyerbuan dan memprosesnya secara hukum agar peristiwa tidak terulang di kemudian hari.

Kepada semua elemen umat beragama, F-PKB meminta agar cara-cara kekerasan dengan mengatasnamakan agama tidak digunakan.

"Dialog dan saling menghargai harus kembali menjadi jalan utama untuk menuntaskan semua perbedaan keyakinan dan kepercayaan," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Dikonfrontasi Jaksa, Istri SYL Tetap Bantah Punya Tas Dior dari Duit Kementan

    Dikonfrontasi Jaksa, Istri SYL Tetap Bantah Punya Tas Dior dari Duit Kementan

    Nasional
    Bos Maktour Travel Mengaku Hanya Diminta Kementan Reservasi Perjalanan SYL ke Saudi, Mayoritas Kelas Bisnis

    Bos Maktour Travel Mengaku Hanya Diminta Kementan Reservasi Perjalanan SYL ke Saudi, Mayoritas Kelas Bisnis

    Nasional
    Jadi Tenaga Ahli Kementan, Cucu SYL Beralasan Diminta Kakek Magang

    Jadi Tenaga Ahli Kementan, Cucu SYL Beralasan Diminta Kakek Magang

    Nasional
    Jadi Ahli Sengketa Pileg, Eks Wakil Ketua MK: Sistem Noken Rentan Dimanipulasi Elite

    Jadi Ahli Sengketa Pileg, Eks Wakil Ketua MK: Sistem Noken Rentan Dimanipulasi Elite

    Nasional
    Putusan Bebas Gazalba Saleh Dikhawatirkan Bikin Penuntutan KPK Mandek

    Putusan Bebas Gazalba Saleh Dikhawatirkan Bikin Penuntutan KPK Mandek

    Nasional
    Polemik Putusan Sela Gazalba, KPK Didorong Koordinasi dengan Jaksa Agung

    Polemik Putusan Sela Gazalba, KPK Didorong Koordinasi dengan Jaksa Agung

    Nasional
    Jadi Ahli Sengketa Pileg, Eks Hakim MK: Mayoritas Hasil Pemilu di Papua Harus Batal

    Jadi Ahli Sengketa Pileg, Eks Hakim MK: Mayoritas Hasil Pemilu di Papua Harus Batal

    Nasional
    UKT Batal Naik Tahun Ini, Pemerintah Dinilai Hanya Ingin Redam Aksi Mahasiswa

    UKT Batal Naik Tahun Ini, Pemerintah Dinilai Hanya Ingin Redam Aksi Mahasiswa

    Nasional
    Komisi X Apresiasi Pemerintah karena Batalkan Kenaikan UKT Mahasiswa

    Komisi X Apresiasi Pemerintah karena Batalkan Kenaikan UKT Mahasiswa

    Nasional
    Jokowi Bertemu Sekjen OECD di Istana Bogor

    Jokowi Bertemu Sekjen OECD di Istana Bogor

    Nasional
    Anak SYL Sebut Siap Kembalikan Uang yang Dinikmatinya Usai Ditantang Jaksa

    Anak SYL Sebut Siap Kembalikan Uang yang Dinikmatinya Usai Ditantang Jaksa

    Nasional
    Usai Diduga Dibuntuti Densus 88, Jampidsus Kini Dilaporkan ke KPK

    Usai Diduga Dibuntuti Densus 88, Jampidsus Kini Dilaporkan ke KPK

    Nasional
    Bantah Minta Rp 200 Juta untuk Renovasi Kamar, Anak SYL: Enggak Pernah Terima Angka Segitu Fantastis

    Bantah Minta Rp 200 Juta untuk Renovasi Kamar, Anak SYL: Enggak Pernah Terima Angka Segitu Fantastis

    Nasional
    Akui Minta Rp 111 Juta untuk Aksesori Mobil, Anak SYL: Saya Ditawari

    Akui Minta Rp 111 Juta untuk Aksesori Mobil, Anak SYL: Saya Ditawari

    Nasional
    Saksi Ungkap soal Grup WhatsApp Bernama 'Saya Ganti Kalian' di Era SYL

    Saksi Ungkap soal Grup WhatsApp Bernama "Saya Ganti Kalian" di Era SYL

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com