Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wah, "Gayus" Juga ke Makau dan KL

Kompas.com - 04/01/2011, 14:41 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ternyata, seseorang yang mirip dengan terdakwa kasus korupsi pajak Gayus HP Tambunan diduga tak hanya pergi ke Singapura. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Patrialis Akbar mengatakan, ada seseorang bernama Sony Laksono yang pergi ke Makau dan Kuala Lumpur pada September 2010. Pada paspor Sony ditemukan foto yang mirip dengan Gayus.

"Di paspor itu ada foto orang pakai wig yang mirip dengan Gayus," kata Patrialis kepada para wartawan di depan Istana Negara, Jakarta, Selasa (4/1/2011).

Berdasarkan data Imigrasi, Sony pergi ke Makau pada 24 September 2010 dengan menumpang Mandala Airlines. Sony kembali ke Indonesia pada 26 September dengan menumpang Garuda Indonesia. "Pada tanggal 30 September 2010, Sony keluar lagi dengan paspor yang sama ke Kuala Lumpur, Malaysia. Namun, kembalinya sampai sekarang tidak terdeteksi. Ini memang luar biasa," kata Patrialis.

Patrialis pun sempat menjelaskan asal-usul paspor tersebut. Awalnya, paspor tersebut dibuat atas nama Margareta, seorang anak. "Ternyata paspor itu ditunda pembuatannya, tapi nomor paspornya sudah ada. Tiba-tiba paspor itu keluar atas nama Sony Laksono," katanya.

Paspor diketahui dibuat oleh Kantor Imigrasi Jakarta Timur. Sementara itu, asal-usul KTP atas nama Sony Laksono masih diselidiki.

Patrialis menambahkan, pihaknya membentuk tim guna menelusuri kebenaran seseorang yang mirip dengan Gayus yang pergi ke luar negeri. Tim tersebut dipimpin oleh Kepala Inspektorat Jenderal Kemhuk dan HAM Sam Tobing dan didukung oleh Plt Dirjen Imigrasi M Indra, serta beberapa staf Kantor Imigrasi Pusat, Kanwil Kemhuk dan HAM DKI Jakarta, dan Kantor Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

    Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

    Nasional
    Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

    Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

    Nasional
    Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

    Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

    Nasional
    Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

    Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

    Nasional
    Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

    Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

    Nasional
    Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

    Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

    Nasional
    Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

    Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

    Nasional
    Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

    Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

    Nasional
    Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

    Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

    Nasional
    Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

    Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

    Nasional
    Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

    Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

    Nasional
    Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

    Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

    Nasional
    Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

    Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

    Nasional
    Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

    Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

    Nasional
    Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

    Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com