Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marty: Sumiati Menderita Cedera Dalam

Kompas.com - 16/11/2010, 15:03 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan bahwa Sumiati dalam kondisi stabil. Sumiati adalah tenaga kerja Indonesia yang dianiaya oleh keluarga Khaled Salem al-Khamimisering di Madinah, Arab Saudi.

"Namun, beliau mengalami penganiayaan yang sangat luar biasa sifatnya. Bukan saja secara fisik, melainkan juga cidera dalam," ujar Marty kepada para wartawan sebelum mengikuti rapat kabinet terbatas bidang politik, hukum, dan keamanan serta kesejahteraan rakyat di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (16/11/2010).

Saat ini, Konsulat Jenderal RI di Madinah telah menunjuk seorang dokter berkebangsaan Indonesia yang telah berpraktik di Arab Saudi selama lima tahun untuk mendampingi Sumiati.

"Sekarang fokus kami adalah segera memperoleh medical record mengenai kondisi beliau. Bukan saja untuk perawatan, melainkan juga untuk proses hukum selanjutnya," kata Marty.

Kementerian Luar Negeri juga telah memfasilitasi keluarga Sumiati untuk menemui korban di Madinah. Pada Selasa ini, pejabat Kemlu telah berangkat ke Mataram untuk menjemput keluarga Sumiati. Selanjutnya, mereka bersama-sama akan bertolak ke Madinah.

Sementara itu, pelaku penganiayaan, kata Marty, telah diproses secara hukum di Arab Saudi. Pelanggaran hak asasi manusia berat terhadap Sumiati harus menjadi momentum bagi pemerintah untuk mendesak Kerajaan Arab Saudi membentuk nota kesepahaman bersama perlindungan tenaga kerja Indonesia berdasarkan prinsip hak asasi manusia dan pekerjaan yang layak.

"Pemerintah juga harus mendorong dan mengawal kasus ini agar diproses melalui jalur hukum. Jangan sampai kasus Sumiati diselesaikan di luar jalur hukum," ujar Direktur Eksekutif Migrant CARE Anis Hidayah.

Arab Saudi merupakan negara tujuan penempatan TKI kedua terbesar setelah Malaysia. Calon TKI berminat bekerja ke Arab Saudi karena tergiur gaji yang mencapai 800 riyal (sekitar Rp 2 juta) per bulan.

Dari 6 juta TKI, sedikitnya 1 juta di antaranya berada di Arab Saudi. Sebagian besar TKI bekerja sebagai penata laksana rumah tangga.

Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Mohammad Jumhur Hidayat mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan perwakilan tetap Republik Indonesia di Jeddah terkait masalah hukum dan perawatan terhadap korban. Jumhur juga memerintahkan petugas BNP2TKI segera menangani kasus Sumiati.

"Tindakan keluarga majikan pada Sumiati itu merupakan bentuk penyiksaan yang keji. Kami minta kepolisian di Arab Saudi secepatnya menyeret majikan dan memberi sanksi hukum seberat-beratnya," ujar Jumhur. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

    Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

    Nasional
    Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

    Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

    Nasional
    Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

    Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

    Nasional
    Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

    Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

    Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

    Nasional
    Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

    Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

    Nasional
    Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

    Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

    Nasional
    Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

    Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

    Nasional
    Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

    Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

    Nasional
    SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

    SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

    Nasional
    'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

    "Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

    Nasional
    Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

    Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

    Nasional
    Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

    Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

    Nasional
    Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

    Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

    Nasional
    Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

    Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com