Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buntut dari Lagu SBY dalam Ujian CPNS

Kompas.com - 17/10/2010, 07:04 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik Daniel Sparingga mengatakan, masuknya pertanyaan tentang lagu ciptaan SBY sebagai materi dalam ujian CPNS merupakan sebuah "kecelakaan".

Ia membantah bahwa materi pertanyaan itu merupakan pesanan Istana. "Soal lagu di ujian itu kecelakaan. Tidak ada keinginan Istana," kata Daniel, saat mengisi sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (16/10/2010).

Awalnya, kisah Daniel, kalangan Istana merasa geli dan tertawa saat mengetahui materi ujian tersebut. "Tapi kemudian ya marah, jengkel. Bagaimana lagu Presiden SBY yang sifatnya privasi dijadikan soal ujian," katanya.

Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Andriyansyah Parman mengaku telah meminta penjelasan kepada ketua panitia pelaksana perekrutan Kemendag 2010 yang bertanggung jawab penuh terhadap pertanyaan yang ada di dalam ujian.

"Kami telah meminta penjelasan kepada ketua panitia pelaksana rekrutmen Kemendag 2010 yang bertanggung jawab penuh terhadap pertanyaan yang ada di dalam ujian. Ketua panitia telah menjelaskan bahwa prinsipnya pertanyaan ujian di bagian umum untuk menguji pengetahuan umum secara luas, termasuk mengenai sosok presiden, ini telah dipertimbangkan oleh panitia," kata Sekjen Kemendag Andriyansyah Parman kepada wartawan di sela-sela acara Trade Expo Indonesia (TEI) 2010 di PRJ Kemayoran Hall D, Jakarta, Sabtu petang.

"Pembuat soal ujian tidak mempunyai niat dan tujuan lain. Dan jika muncul persepsi beraneka ragam dari berbagai pihak dan masyarakat yang menilai bahwa pertanyaan terkait lagu ciptaan presiden kurang pas, kami mohon maaf. Namun, seluruh niatan adalah untuk tujuan positif bagi calon CPNS yang mengikuti ujian masuk CPNS Kemendag," tambahnya. Selain menyesali peristiwa ini, Andriyansyah Parman juga berjanji untuk memperbaiki diri termasuk menerima masukan dari berbagai pihak.

"Meskipun demikian, kami selaku Sekjen sebagai penanggung jawab tentu menyatakan permohonan maaf kepada masyarakat dan terutama Bapak SBY atas kekeliruan kami memasukkan satu pertanyaan yang membawa nama Bapak SBY tanpa sepengetahuan beliau. Kami akan melakukan koreksi termasuk juga pembenahan internal yang diperlukan dan koreksi terhadap panita. Untuk itu, ke depan Kemendag akan melakukan koreksi atas berbagai masukan dari berbagai pihak dan masyarakat untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang masih terjadi, tentu dengan semangat perbaikan ke depan. Telah diambil langkah-langkah internal untuk ke depan kejadian seperti ini diharapkan tidak akan pernah terjadi lagi." (ING/VIK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

    Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

    Nasional
    Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

    Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

    Nasional
    Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

    Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

    Nasional
    SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

    SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

    Nasional
    'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

    "Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

    Nasional
    Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

    Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

    Nasional
    Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

    Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

    Nasional
    Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

    Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

    Nasional
    Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

    Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

    Nasional
    Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

    Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

    Nasional
    Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

    Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

    Nasional
    'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

    "Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

    [POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

    Nasional
    Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
     PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

    PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com