Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Moratorium Hanyalah Sementara

Kompas.com - 24/09/2010, 15:02 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Bermigrasi untuk bekerja adalah bagian dari hak asasi manusia (HAM), sekaligus hak konstitusional warga negara. Karena itu, kebijakan moratorium yang memberhentikan sementara pengiriman pekerja migran Indonesia ke Malaysia, tidak berarti menghalangi hak bermigrasi ke Malaysia.

"Bermigrasi adalah hak asasi, maka moratorium hanyalah dilakukan sebagai kebijakan sementara. Dan negara harus memberi target dan pengumuman kepada publik yang konkret dan jelas sampai kapan (kebijakan moratorium tersebut berlaku)," ujar Yuniyanti Chuzaifah, Ketua Komnas Perempuan, dalam konferensi pers Perlindungan bagi Perempuan Pekerja Migran Indonesia adalah Tanggung Jawab Negara, Jumat (24/9/2010) di Kantor Komnas Perempuan, Jakarta.

Menurut Yuni, kebijakan moratorium dijadikan sebagai kebijakan yang diambil dalam situasi konkret mengingat meningkatnya kekerasan yang dialami oleh pekerja migran Indonesia di Malaysia.

Selain itu, kebijakan moratorim tersebut juga sebagai bentuk tekanan politis dan ekonomi bagi negara tujuan pekerja migran yang sewenang-wenang melanggar HAM pekerja migran.

"Sehingga dampaknya tidak ada orang yang sudah telanjur mau berangkat kemudian tertunda, dan juga menimbulkan ilegalisme orang yang mau ke luar negeri," katanya.

Yuni mengatakan, yang terpenting dalam konteks hubungan Indonesia dan Malaysia adalah agar Letter of Intent yang sudah ditandatangani Indonesia dan Malaysia segera harus ditingkatkan menjadi kesepakatan kedua negara yang memiliki kekuatan hukum yang pasti.

Namun, dengan beberapa catatan perbaikan, seperti perbaikan standar upah bukan berdasarkan determinasi pasar, namun berdasarkan standar upah layak, perbaikan standar biaya penempatan yang tidak membebankan pekerja migran, pemastian hak hari libur, dan pemenuhan hak memegang paspor.

"Letter of Intent yang harus didesak menjadi kebijakan yang konkret, karena hak kaum migran Indonesia," kata Yuniyanti Chuzaifah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

    Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

    Nasional
    Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

    Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

    Nasional
    Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

    Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

    Nasional
    Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

    Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

    Nasional
    Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

    Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

    Nasional
    Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

    Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

    Nasional
    Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

    Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

    Nasional
    Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

    Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

    Nasional
    Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Nasional
    Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

    Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

    Nasional
    KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

    KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

    Nasional
    Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

    Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

    Nasional
    Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

    Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

    Nasional
    56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

    56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com