Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KontraS: TNI Harus Konsisten

Kompas.com - 09/09/2010, 15:28 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Terkait kasus tulisan opini Adjie Suradji, anggota TNI Angkatan Udara berpangkat kolonel, di Harian Kompas tentang pemimpin, keberanian, dan perubahan, Koordinator KontraS Usman Hamid mengatakan, memang ada hak-hak yang dibatasi.

"Hak berpendapat dijamin sebagai hak asasi manusia universal. (Ini) dijamin konstitusi RI. Tapi hak ini adalah hak bersyarat. Standar universalnya tak sempurna," kata Usman, Kamis (9/9/2010) kepada Kompas.com.

Terkait anggota TNI, ada batasan-batasan yang harus dipatuhi, tidak terkecuali Adjie. Batas itu misalnya, tak boleh berpendapat di luar ijin atasan, baik atasan organis TNI atau pemegang otoritas sipil.

Batasan lainnya, misalnya, ikut dalam demonstrasi politik, membentuk serikat buruh & mogok, menjadi anggota atau pengurus parpol, dan bahkan menggunakan hak pilih, sejauh dibutuhkan untuk mencegah konflik kepentingan dan netralitas politik di era transisi.

Usman mengatakan, hak Adjie untuk berpendapat dibatasi untuk alasan-alasan tertentu, seperti mencegah insubordinasi, menjaga profesionalisme, integritas dan disiplin. Sementara itu, hak anggota TNI yang tak boleh dibatasi adalah terkait agama, suku atau ras, warna kulit, orientasi atau afiliasi politik, latar pendidikan dan kondisi fisik.

Kendati demikian, Usman meminta batasan memberikan pernyataan politik dijalankan secara konsisten oleh TNI. "Pembatasan hak harus diterapkan kepada semua anggota TNI, termasuk di level komando seperti KSAD, Pangdam sampai Panglima yang pernah secara terbuka menolak penyelidikan Komnas HAM. Jadi, siapapun anggota aktif TNI tak boleh memberi pernyataan politik," katanya.

Sebelumnya, kemarin, Presiden SBY menyatakan, prajurit dan perwira TNI tak memiliki ruang untuk menyerang atasan, baik atasan organik maupun atasan dalam skala nasional. "Hal ini karena bertentangan dengan sumpah prajurit dan UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI," kata Presiden seusai berbuka bersama dengan pemimpin redaksi media massa di Istana Negara, Rabu kemarin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

    Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

    Nasional
    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Nasional
    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Nasional
    'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

    "Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

    Nasional
    Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

    Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

    Nasional
    PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

    PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

    Nasional
    Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

    Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

    Nasional
    Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

    Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

    Nasional
    Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

    Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

    Nasional
    Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

    Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

    Nasional
    KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

    KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

    Nasional
    TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

    TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

    Nasional
    Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

    Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

    Nasional
    Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

    Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

    Nasional
    Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

    Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com