Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klarifikasi Tifatul soal 'Mirip-mirip'

Kompas.com - 21/06/2010, 06:59 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ada suatu kejadian kecil yang luput dari perhatian sebagian awak media massa ketika Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring menggelar diskusi soal video asusila yang diduga diperankan selebritis cantik Luna Maya, Ariel Peterpan, dan Cut Tari, Jumat (18/6/2010) di Kementerian Kominfo, Jakarta.

Saat itu, Tifatul, yang sehari sebelumnya didesak Komisi I DPR RI untuk turut membantu polisi menuntaskan kasus video tersebut, mendorong Mabes Polri untuk segera mengungkapkan pelaku. Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini pun mengatakan, soal mirip-mirip ini perlu diluruskan karena banyak menghabiskan energi masyarakat.

Dirinya kemudian mengatakan, soal mirip ini pun pernah terjadi dalam sejarah. Umat Islam, katanya, meyakini bahwa orang yang disalib di Bukit Golgota bukan Nabi Isa, melainkan seseorang yang mirip dengannya. Sementara itu, umat Kristiani, lanjutnya, meyakini bahwa yang disalib adalah Yesus. Soal mirip ini, sambung Tifatul, ternyata berimplikasi panjang dalam sejarah.

Saat itu, tak ada yang protes ketika pernyataan tersebut meluncur dari mulut Tifatul. Turut hadir dalam diskusi tersebut Ketua Dewan Pers Bagir Manan, Wakil Kepala Bareskrim Mabes Polri Irjen Pol Dik Dik Mulyana, dan lainnya. Namun belakangan, kecaman di dunia maya merebak, terutama setelah berita berjudul "Ngebet Buka Topeng Ariel Cs, Tifatul Bawa-bawa Nabi Isa dan Yesus" ditayangkan. Tifatul dinilai tidak pada tempatnya membuat analogi kasus video asusila dengan keyakinan umat beragama.

Setelah berlangsung tiga hari, akhirnya pada Minggu (20/6/2010) Tifatul angkat suara melalui akun jejaring sosialnya di Facebook dan Twitter. Menurut Tifatul, dirinya tak bermaksud mengaitkan aspek teologi apa pun ketika menyampaikan analogi tersebut.

"Ungkapan saya adalah fakta sejarah. Dan ungkapan saya bersifat netral-netral saja. Saya tidak pernah mengaitkan video porno dengan kedua tokoh tersebut," tulis Tifatul.

Dengan adanya klarifikasi tersebut, Tifatul berharap, polemik soal analogi tersebut dapat diakhiri. "Semoga klarifikasi ini dapat menjelaskan secara lengkap dan tuntas duduk persoalan polemik tersebut. Terima kasih atas kemaklumannya dan mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Semoga menjadi pembelajaran bagi seluruh pihak, termasuk untuk saya pribadi," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

    Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

    Nasional
    Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar Tapi dari Bawah

    Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar Tapi dari Bawah

    Nasional
    Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

    Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

    Nasional
    Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

    Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

    Nasional
    BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

    BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

    Nasional
    Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

    Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

    Nasional
    Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

    Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

    Nasional
    PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

    PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

    Nasional
    Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

    Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

    Nasional
    Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

    Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

    Nasional
    Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

    Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

    Nasional
    Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

    Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

    Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

    Nasional
    Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

    Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

    Nasional
    Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

    Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com