Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kombes Tjiptono Bentak Anggota DPR

Kompas.com - 12/05/2010, 12:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah anggota Komisi III DPR mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakkan saat menemui mantan Kabareskrim, Komjen Susno Duadji, kemarin di Mabes Polri, Jakarta Selatan.

Wakil Ketua Komisi III Fachri Hamzah mengatakan, salah seorang penyidik, Kombes Tjiptono, meminta para anggota Dewan untuk keluar setelah satu jam melakukan pertemuan dengan Susno. Namun, cara yang dilakukan sang Kombes, menurut dia, dilakukan secara tak patut.

"Kami kan melakukan tugas pengawasan yang memang kewenangan DPR. Pertemuan digelar tertutup dengan Susno dan pengacaranya. Setelah satu jam, masuk Kombes Tjiptono yang meminta kami untuk berhenti dan keluar karena Pak Susno mau diperiksa. Saya dengan halus mengatakan, kami sedang melakukan tugas sebagai anggota Dewan dan meminta sedikit waktu," kata Fachri, Rabu (12/5/2010) di Gedung DPR, Jakarta.

Namun, permintaan itu tak diindahkan. "Dia ngotot dan mengatakan harus dihentikan. Saya tidak mengerti ada kombes bertindak seperti itu, berdiri dan menyuruh keluar. Teman-teman panas. Ada yang mengatakan, ini menghina parlemen," lanjut politisi PKS ini.

Akhirnya, pertemuan dengan Susno pun disudahi. Fachri menyesalkan adanya tindakan yang tak bersahabat, bahkan diwarnai dengan bentakan. "Kalau ke kami (anggota DPR) saja begitu, bagaimana dengan yang lainnya. Sebaiknya, budaya mentang-mentang, tukang bentak, itu sudah bukan lagi kultur penegak hukum," ujarnya.

Oleh karena itu, dalam pertemuan dengan Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri yang akan digelar dalam waktu dekat, Komisi III akan mempersoalkan tindakan tak menyenangkan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com