Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Golkar Hanya Sasar Sri Mulyani?

Kompas.com - 07/05/2010, 14:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pernyataan Ketua Bidang Politik DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso yang mengungkapkan kemungkinan partainya memetieskan kasus Bank Century secara politik menimbulkan reaksi dari mitra koalisi.

Wakil Sekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy (Rommy) mengatakan, keinginan Golkar itu justru mengherankan. Pernyataan itu menjadi penguat sinyalemen bahwa Golkar hanya menggunakan Pansus Angket Kasus Bank Century untuk melengserkan Sri Mulyani Indrawati dari kursi menteri keuangan.

Padahal, fraksi lainnya secara profesional ingin mengungkap dugaan pelanggaran yang memang terjadi dalam pengucuran dana bail out Rp 6,7 triliun untuk bank milik Robert Tantular tersebut.

"Secara politik memang sudah selesai. Kalau mau dipetieskan, jadi mengherankan. Hanya akan mempertegas bahwa motivasi yang terbentuk oleh Golkar pada saat penyelidikan adalah untuk melengserkan Bu Sri Mulyani," ujar Rommy di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (7/5/2010).

Priyo, dalam diskusi di Gedung DPR kemarin, menyatakan, partainya juga akan menyetop wacana pengguliran hak angket. Untuk proses di ranah hukum diserahkan sepenuhnya kepada lembaga yang berwenang. Kecewakah PPP dengan sikap mitra koalisinya?

"Ya kalau memang bersikeras memetieskan, dugaan hanya ingin melengserkan Sri Mulyani semakin kuat dan itu tidak baik. Karena kita itu bekerja mengacu pada profesionalitas, bukan like atau dislike," kata mantan Anggota Pansus Angket Kasus Bank Century ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com