Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesawat Kepresidenan

Kompas.com - 13/04/2010, 07:39 WIB

KOMPAS.com — Pesawat kepresidenan yang digunakan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia sebenarnya tak hanya alat transportasi yang harus aman, nyaman, dan menjamin keselamatan, tetapi juga menjadi simbol atau citra kenegaraan. Kecelakaan pesawat Presiden Polandia Lech Kaczynski baru-baru ini menjadi pelajaran bagi semua presiden dan wapres.

Bagi negara adidaya, seperti Amerika Serikat, Presiden AS tak main-main melengkapi dirinya dengan pesawat khusus yang disebut Air Force One. Pesawat jenis Boeing 747-200B seharga sekitar 650 juta dollar AS itu berkapasitas 102 orang, termasuk 26 awak, dan sering dijuluki The Flying White House. Kelengkapan sarananya seperti ”isi” Gedung Putih, Washington DC. Pesawat ini diyakini bisa berkomunikasi dengan awak kapal selam di dasar laut ataupun astronot di pesawat ulang alik.

Dalam laporannya di Kompas, Dudi Sudibyo, wartawan senior yang dikenal sebagai pengamat penerbangan, pernah menulis, bagi presiden pertama RI, pesawat kepresidenan bukan barang baru. Untuk menopang lawatannya ke mancanegara dan pelosok Indonesia, Soekarno memiliki tiga pesawat C-140 Jetstar.

Sebelum tiga Jetstar itu, Soekarno juga menggunakan Ilyushin Il-14. Pesawat mesin ganda baling-baling buatan Uni Soviet tercatat sebagai pesawat kepresidenan pertama sebagai hadiah dari Rusia kepada Indonesia. Hebatnya, kala itu Presiden AS pun belum memiliki pesawat kepresidenan. Soekarno tercatat gonta-ganti pesawat dengan menyewa Boeing 707 dari Pan American Airways.

Saat Soekarno berhenti, penggantinya, Jenderal Soeharto, ogah memakai warisan Soekarno. Soeharto lebih memilih jenis pesawat lain yang dikelola Garuda Indonesia. Untuk lawatan pertamanya ke luar negeri, ia, yang waktu itu Pejabat Sementara Presiden, memilih DC-8 Garuda Indonesia. Jika berkunjung ke daerah, Soeharto memakai C-130 Hercules TNI Angkatan Udara, Helikopter SA-330 Puma, atau SA 332 Super Puma TNI AU.

Soeharto lalu membeli Fokker 28 yang dioperasionalkan Pelita Air Service (PAS). Tercatat juga Soeharto pernah membeli Avro RJ-185 PAS. Untuk kunjungan muhibah ke sejumlah negara, Soeharto pernah menyewa DC-10 Garuda Indonesia.

Karena tak pernah berkunjung ke luar negeri, presiden ketiga RI, BJ Habibie, tercatat tak pernah memakai pesawat kepresidenan.

Saat Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menjadi presiden, ia memilih Boeing 707 yang dimodifikasi untuk lawatannya ke sejumlah negara. Gus Dur juga sering memakai Boeing Bussiness Jet (BBJ) 737-800. Pada era Presiden Megawati Soekarnoputri, pesawat yang sering dipakai, selain MD-11, juga RJ-85 PAS.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga meneruskan tradisi sebelumnya menyewa Garuda Indonesia. Jenis Airbus A330 dengan variannya sering dipakainya. (Suhartono)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com