JAKARTA, KOMPAS.com — Wafatnya Brigadir Satu Boas Woasiri rupanya meninggalkan kedukaan yang begitu mendalam di antara sesama rekan-rekannya di Mako Ksatrian Brimob, Kelapa Dua, Depok. Mereka tak menyangka, Boas yang mereka juluki sebagai "Anak Seribu Pulau" itu berpulang begitu cepat ke pangkuan Yang Maha Kuasa.
"Anak Seribu Pulau". Julukan ini melekat pada Boas semenjak pria kelahiran Jayapura tahun 1975 itu bertugas di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, selama hampir 14 tahun belakangan. Selain karena Boas berasal dari kawasan Indonesia Timur, penyematan julukan itu juga karena kemampuan alamiah Boas yang sangat dekat dengan alam.
Menurut salah satu rekannya di Mako Brimob, Boas memiliki kemampuan yang luar biasa dalam berbagai kemampuan tempur di alam bebas. "Kemampuan dia menyelam luar biasa. Kalau yang lain langsung pakai peralatan oksigen. Dia suka enggak pakai apa-apa. Lima menit lebih dia bisa bertahan enggak napas," tutur salah seorang rekan Boas, anggota Gegana Brimob, saat berbincang dengan Kompas.com di Taman Makam Pemuliaan, Pusat Latihan Multifungsi Polri, Cikeas, Bogor, Minggu (7/3/2010).
Selain kemampuan menyelam, Boas menurutnya juga memiliki kemampuan berlari terus-menerus seperti tanpa kelelahan. Dalam urusan lari dan atletik, sulit bagi sesama rekannya di Brimob untuk bisa menandingi kemampuan Boas. "Makanya kami sering sebut dia itu 'Anak Seribu Pulau'," tuturnya.
Selain kemampuan fisik yang prima, Boas juga dikenal memiliki pribadi yang hangat. Kepribadian yang simpatik inilah yang akhirnya dikenang oleh hampir semua rekannya di Brimob, tidak hanya rekan seangkatan dan juniornya, tetapi juga atasan dan seniornya.
Rekan Boas itu bercerita, Boas tak pernah sekalipun berkeluh kesah tentang masalah pribadinya. Selama hampir 14 tahun bertugas di Mako Brimob, dia mengaku tidak mendapati satupun sikap atau kenangan buruk dari sosok Boas. "Jangankan urusan keluarga, urusan tugas saja dia tidak ada keluhan. Semua siap dikerjakan," terangnya.
Kini sosok Boas yang menjadi teladan bagi rekan-rekannya sesama anggota Brimob telah tiada. Boas gugur dengan gagah berani dalam pertempuran dengan kelompok teroris Aceh pada 5 Maret lalu. Timah panas terpaksa merenggut nyawa pria beranak satu itu. "Betul-betul kami tidak menyangka, orang baik seperti Boas dipanggil begitu cepat. Tapi mungkin ini memang sudah jalannya," tuturnya.
Kedukaan mendalam juga dirasakan oleh keluarga besar Boas Woasiri, terlebih karena sang istri, Ruminanta, tengah mengandung anak kedua mereka. Dalam penyambutan kedatangan jenazah Boas di Mako Brimob, semua anggota keluarga Boas tak mampu menahan tetesan air mata kesedihan.
Menurut rencana, jenazah Boas akan dikebumikan siang ini di Taman Makam Pemuliaan, Pusat Latihan Multifungsi Polri, Cikeas, Bogor, Jawa Barat. Sebagian besar rekan-rekan Boas di Gegana Brimob, Kelapa Dua, Depok, siap memberikan penghormatan terakhir kepada prajurit yang kini diberi gelar anumerta itu. Sedianya, almarhum Boas akan dikebumikan dalam prosesi pemakaman secara militer. Hingga saat ini, prosesi pemakaman belum dilaksanakan karena masih menunggu kedatangan pihak keluarga Boas dari Papua ke Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.