Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden: Contoh Suri Teladan Nabi Muhammad SAW

Kompas.com - 25/02/2010, 22:03 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ketika menggelar Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1431 Hijriah di Istana Negara, Jakarta, Kamis (25/2/2010) malam, mengatakan esensi dari peringatan ini adalah untuk meneladani setiap pikiran, ucapan, dan tindakan Nabi Muhammad SAW.

"Kita patut meneladani buah pikiran yang cerdas dan jernih, ucapan yang santun dan lembut, serta tindakan yang arif dan bijaksana. Itulah perilaku yang diwarnai oleh akhlak mulia. Akhlak mulia yang mampu menebarkan rahmatan lil-alamin, rahmat bagi semesta alam," ujar Presiden.

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW secara kenegaraan yang digelar setiap tahun ini dikatakan SBY bertujuan sebagai ungkapan penghormatan dan kecintaan yang mendalam kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa risalah kebenaran bagi umat manusia.

"Hikmah dan pelajaran perjuangan Nabi Muhammad bagaikan mata air yang tidak pernah kering. Semakin kita dalami perikehidupan Rasulullah, semakin terasa agungnya nilai-nilai luhur ajaran Islam. Nilai-nilai luhur itulah yang mampu membimbing kita untuk menapaki kehidupan di dunia yang penuh tantangan dan cobaan," kata Presiden.

Presiden mengatakan, selain memberikan teladan di bidang agama, Nabi Muhammad SAW juga memberikan teladan dalam membangun tatanan kehidupan bernegara yang adil dan sejahtera. Menurutnya, sejarah mencatat, tatanan kehidupan bernegara yang dibangun oleh Nabi Muhammad SAW sangat menjunjung tinggi keadilan sosial, musyawarah untuk mufakat, penghormatan terhadap hak dan nilai kemanusiaan, penegakan supremasi hukum,dan kebersamaan antarumat untuk menjaga harmoni sosial.

Tatanan kehidupan kenegaraan itulah yang menjadi inspirasi bagi umat Islam untuk membangun kehidupan yang lebih beradab pada saat ini dan ke depan. Di Indonesia, pemerintah selalu berusaha memenuhi kesejahteraan rakyatnya di bidang ekonomi.

"Salah satu upaya di bidang ekonomi yang kita lakukan adalah dengan melanjutkan program-program pro-rakyat seperti bantuan sosial, program keluarga harapan, jaminan kesehatan masyarakat, bantuan operasional sekolah, bantuan beras bersubsidi, pemberdayaan masyarakat mandiri, serta penyaluran Kredit Usaha Rakyat," ujarnya.

Di samping itu, lanjutnya, pemerintah juga senantiasa melakukan penegakan hukum yang adil dan menjunjung tinggi asas keadilan dan hati nurani. "Hukum ditegakkan dalam proporsi yang sepatutnya dengan mengedepankan azas keadilan dan hati nurani. Akan dirasa tidak adil jika kita membiarkan orang tua renta menjalani hukuman di penjara. Kita juga tidak dapat membiarkan anak-anak yang seharusnya masih membutuhkan kasih sayang dan asuhan orangtua justru berada di dalam penjara," kata Presiden.

Untuk itu, imbuhnya, dalam batas kewenangan yang diberikan oleh UUD, Presiden telah mengambil kebijakan untuk membebaskan atau memberikan keringanan hukuman bagi anak-anak yang berada di dalam tahanan sebagai bentuk penegakkan keadilan yang sejati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Nasional
Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Nasional
Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Nasional
Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Nasional
Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com