Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Pembobolan Terus Bertambah

Kompas.com - 24/01/2010, 03:40 WIB

Jakarta, Kompas - Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia mencatat sudah 36 orang yang menjadi korban pembobolan rekening nasabah bank, Sabtu (23/1). Korban berasal dari tiga daerah, yakni Jakarta, Kalimantan Barat, dan Bali.

Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Eduard Aritonang mengatakan, korban yang melapor mengaku kehilangan dana di rekening mereka antara akhir tahun 2009 dan awal tahun 2010. ”Total kerugian sementara ini mencapai Rp 5 miliar,” ucap Eduard.

Sebanyak 13 orang menjadi tersangka pembobolan rekening nasabah. Kendati korban banyak berjatuhan, polisi belum memberikan imbauan khusus kepada perbankan untuk mengantisipasi kemungkinan pembobolan rekening berikutnya, terutama lewat mesin anjungan tunai mandiri (ATM). Perbankan masih mengantisipasi secara internal.

Kecuali korban, tersangka pembobolan rekening diduga masih bisa bertambah. Apalagi pencurian identitas nasabah bank pemegang kartu ternyata cukup besar jumlahnya.

Eduard mengungkapkan, personal identification number (PIN) nasabah pelbagai bank di Indonesia ternyata diperjualbelikan oleh sindikat pembobol rekening via ATM sejak tahun 2008. Setidaknya ada 264.000 PIN nasabah bank-bank di Indonesia yang ditemukan dalam database sindikat pembobol rekening via ATM.

”Masih bisa ditemukan lebih banyak lagi nomor PIN yang sudah mereka miliki. Mereka menjual nomor PIN kepada pihak ketiga senilai Rp 1.000.000 tiap satu rekening. Sifatnya untung- untungan bagi si pembeli nomor PIN. Kalau mendapat PIN milik nasabah kaya, banyak uang yang bisa dikuras,” kata Eduard.

Sejauh ini, semua anggota jaringan adalah warga negara Indonesia. Namun, tidak tertutup kemungkinan ada kaitan dengan jaringan internasional. Begitu pula keterkaitan sindikat itu dengan jaringan pelaku kloning kartu kredit, Eduard menambahkan, kemungkinan itu juga sedang didalami. Jaringan itu beroperasi di Jawa dan luar Jawa.

Korban bertambah

Njo Yoga Widyanto (60), warga Taman Royal I, Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, Banten, mengaku mengalami kebobolan ATM BCA sebanyak 10 transaksi tanggal 18 September 2009 saat berlibur di Yogyakarta. ”Saya hanya mengecek saldo dua kali, transfer Rp 5 juta sekali, dan membayar kartu kredit sebesar Rp 428.054 sekali. Selebihnya terjadi delapan transaksi di luar pengetahuan saya yang mencapai Rp 30 juta,” kata Yoga.

Terhadap keluhan Yoga yang merasa tidak mentransfer Rp 30 juta dan transaksi isi ulang Simpati Rp 1 juta, pihak BCA dalam surat jawaban tertulis yang ditandatangani Senior Manager Wani Sabu dan Deputy Manager AM Sulistyaningsih tanggal 11 Januari 2010 menyatakan, dugaan terjadi penyalahgunaan PIN oleh pihak lain. Hal itu bisa disebabkan oleh kekuranghati-hatian nasabah dalam menjaga kerahasiaan PIN atau meninggalkan mesin ATM dalam keadaan kartu masih aktif sehingga pihak lain dapat bertransaksi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com