Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanya "Infotainment" Berisi Gibah yang Haram

Kompas.com - 12/01/2010, 18:08 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kontroversi mengenai tayangan infotainment sempat menjadi isu hangat di masyarakat beberapa waktu terakhir. Sejumlah pihak, seperti organisasi-organisasi agama, menjustifikasi acara tersebut sebagai acara gibah (menggunjing keburukan orang) yang seharusnya tidak dikonsumsi masyarakat.

Masalah infotainment ini kemudian menjadi semakin kontroversial dengan munculnya kasus Luna Maya versus infotainment yang sempat menghebohkan publik. Tak main-main, kasus tersebut ternyata berdampak cukup buruk pada image infotainment sekaligus para pekerja infotainment di hadapan publik.

Beberapa pihak, seperti MUI Sumatera Selatan dan Sumatera Utara, bahkan telah memberikan fatwa haram bagi infotainment. Sepakat dengan MUI Sumatera Selatan dan Sumatera Utara, PBNU ternyata juga memberikan penolakan secara tegas terhadap tayangan-tayangan infotainment yang banyak beredar di televisi selama ini.

Pernyataan sikap PBNU ini diungkapkan langsung oleh Ketua PBNU Said Agil Siraj di hadapan pers dalam forum diskusi Partai Persatuan Pembangunan (PPP): "Infotainment = Ghibah?" di Kantor DPP PPP Jakarta, Selasa (12/1/2010).

"PBNU sebelumnya sudah sempat mengadakan musyawarah membahas masalah infotainment ini. Kesimpulannya, acara infotainment yang content-nya bersifat gibah itu ya haram. Ketua Umum PBNU sendiri, Pak Hasyim Muzadi, sebelumnya juga sudah menegaskan dan mengimbau agar tayangan infotainment sebaiknya dihentikan kalau memang mengandung gibah," ujar Said.

Namun, dia menambahkan, tidak semua infotainment itu bersifat gibah dan diharamkan. Infotainment yang sifat content-nya positif, seperti tentang success story, perjuangan seseorang, yang berdampak baik pada masyarakat atau penonton itu tentu saja bukan gibah dan halal. Yang haram itu kalau content-nya gibah, contohnya mengadu domba orang, membicarakan aib atau keburukan orang, dan lain-lain, yang bisa memberikan pengaruh buruk pada masyarakat.

"Jadi saya tekankan, sebenarnya yang haram itu bukan infotainment-nya, tapi tergantung pada tema dan muatan yang disampaikan dalam infotainment tersebut," katanya.

Oleh karena itu, dalam forum diskusi tersebut, Said juga menyampaikan imbauannya agar stasiun-stasiun televisi tidak lagi menampilkan tayangan-tayangan infotainment yang bersifat gibah. Infotainment yang tayang pun, tambahnya, harus menyaring tema dan muatan isi yang akan dipertontonkan di hadapan publik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Tak Solid, Elite PDI-P Sebut Semua Kader Boleh Berpendapat Sebelum Megawati Ambil Keputusan

Bantah Tak Solid, Elite PDI-P Sebut Semua Kader Boleh Berpendapat Sebelum Megawati Ambil Keputusan

Nasional
BNPT: Indonesia Berkomitmen Tindak Lanjuti Resolusi Penanganan Anak yang Terasosiasi Kelompok Teroris

BNPT: Indonesia Berkomitmen Tindak Lanjuti Resolusi Penanganan Anak yang Terasosiasi Kelompok Teroris

Nasional
PKS Akui Komunikasi dengan Anies dan Sudirman Said untuk Pilkada DKI

PKS Akui Komunikasi dengan Anies dan Sudirman Said untuk Pilkada DKI

Nasional
Bantah Diam-diam Revisi UU MK, Wakil Ketua DPR Ungkit Menko Polhukam Saat Itu Minta Tak Disahkan sampai Pemilu

Bantah Diam-diam Revisi UU MK, Wakil Ketua DPR Ungkit Menko Polhukam Saat Itu Minta Tak Disahkan sampai Pemilu

Nasional
PKS Komunikasi Intens dengan PKB Cari Tandingan Khofifah-Emil Dardak

PKS Komunikasi Intens dengan PKB Cari Tandingan Khofifah-Emil Dardak

Nasional
Gerindra Dukung Khofifah-Emil Dardak pada Pilkada Jatim dan Ahmad Dhani di Surabaya

Gerindra Dukung Khofifah-Emil Dardak pada Pilkada Jatim dan Ahmad Dhani di Surabaya

Nasional
Pertahanan Udara WWF Ke-10, TNI Kerahkan Jet Tempur hingga Helikopter Medis

Pertahanan Udara WWF Ke-10, TNI Kerahkan Jet Tempur hingga Helikopter Medis

Nasional
Kementan Keluarkan Rp 317 Juta untuk Keperluan Pribadi SYL, Termasuk Umrah, Bayar Kiai, dan “Service Mercy”

Kementan Keluarkan Rp 317 Juta untuk Keperluan Pribadi SYL, Termasuk Umrah, Bayar Kiai, dan “Service Mercy”

Nasional
Yusril Disebut Mundur dari PBB karena Akan Masuk Pemerintahan Prabowo, Gerindra: Belum Tahu Ditempatkan di Mana

Yusril Disebut Mundur dari PBB karena Akan Masuk Pemerintahan Prabowo, Gerindra: Belum Tahu Ditempatkan di Mana

Nasional
Cerita Pejabat Kementan Terpaksa Penuhi Permintaan SYL Saat Tak Ada Anggaran

Cerita Pejabat Kementan Terpaksa Penuhi Permintaan SYL Saat Tak Ada Anggaran

Nasional
Pertamina Renjana Cita Srikandi, Wujud Komitmen Majukan Perempuan Indonesia

Pertamina Renjana Cita Srikandi, Wujud Komitmen Majukan Perempuan Indonesia

Nasional
Pilkada Jakarta Punya Daya Tarik Politik Setara Pilpres, Pengamat: Itu Sebabnya Anies Tertarik

Pilkada Jakarta Punya Daya Tarik Politik Setara Pilpres, Pengamat: Itu Sebabnya Anies Tertarik

Nasional
Pejabat Kementan Sempat Tolak Permintaan Rp 450 Juta dan iPhone untuk SYL

Pejabat Kementan Sempat Tolak Permintaan Rp 450 Juta dan iPhone untuk SYL

Nasional
Hadiri WWF 2024, Puan Tegaskan Komitmen Parlemen Dunia dalam Entaskan Persoalan Air

Hadiri WWF 2024, Puan Tegaskan Komitmen Parlemen Dunia dalam Entaskan Persoalan Air

Nasional
Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatinan

Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatinan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com