JAKARTA, KOMPAS.com - Sebelum diganti Toyota Crown Royal Saloon, kendaraan dinas yang menemani para pejabat negara selama lima tahun terakhir adalah Toyota Camry. Menurut Wakil Ketua DPD, Laode Ida, Camry yang harganya sekitar Rp 500 juta, sudah terlalu mewah. Maka, ketika diberikan mobil dinas baru, Crown, yang harganya jauh lebih tinggi, Laode memilih mengembalikannya.
"Camry itu sudah mewah sekali. Perdana Menteri Malaysia saja, menurut info yang saya dapat, mobilnya harganya 200 juta, ada yang 190 jutaan," kata Laode, Senin (4/1/2010), di Ruang Pimpinan DPD, Jakarta.
Mobilitas pejabat, menurutnya, menempuh jarak yang tak terlalu jauh. Jika bertugas ke luar kota, kendaraan sudah disediakan di daerah yang menjadi tujuan. "Jadi tidak alasan bermewah-mewah," kata Laode yang hari ini mengembalikan Crown ke Setjen DPD untuk segera dikembalikan ke negara.
Ia berpendapat, sangat tidak logis mengganti Camry dengan Crown yang harganya mencapai Rp1,3 miliar. Apakah sempat "mencicipi" Crown yang nangkring di garasi rumah selama satu minggu?
"Sempat, saya sempat tes jalan 2 km sekitar rumah. Tapi, masih lebih luas Camry, dengan beda harga 700-800 juta lebih mahal Crown. Rasanya uang sejumlah itu besar. Sensitifitas terhadap kondisi rakyat tidak ada. Hakikat pejabat bukan untuk menikmati kemewahan," katanya.
Alasan bahwa penggantian mobil dinas untuk meningkatkan kinerja pejabat, menurutnya tidak tepat. Kinerja tak berkorelasi dengan kendaraan yang digunakan, tetapi kegigihan kerja yang bersangkutan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.