Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soto Kudus dan Beethoven, Permintaan Terakhir Gus Dur

Kompas.com - 02/01/2010, 15:55 WIB

KOMPAS.com - BEBERAPA jam sebelum menghembuskan nafas terakhir, KH Abdurrahman Wahid masih dalam kondisi stabil. Bahkan, Gus Dur sempat meminta dibelikan soto Kudus kegemarannya. Gus Dur pun juga sempat meminta diputarkan musik klasik karya komposer Ludwig van Beethoven.

Namun kondisi tersebut tiba-tiba berbalik 180 derajat. Gus Dur lantas mengeluh sakit luar biasa pada perutnya. Karena sakitnya, Gus Dur sempat menitikkan air mata. Kemudian Gus Dur pun berada dalam kondisi kritis hingga meninggal dunia.

Chairul Waton yang sudah 20 tahun ikut bersama Gus Dur sebagai supir pribadinya mengungkapkan, sekitar pukul 09.00 WIB pada hari Rabu, 30 Desember 2009, Gus Dur minta dicarikan soto Kudus.

Setelah mencari ke beberapa tempat, akhirnya soto itu didapat Chairul. "Saya disuruh bapak (Gus Dur) lewat ajudannya cari makanan keinginan bapak, Soto Kudus," kata Chairul Waton kepada Persda Network, Jakarta, Jum'at (1/1/2010).

Kala itu, putri bungsu Gus Dur, Inayah Wulandari masih sempat menyuapi Gus Dur makan soto tersebut. Namun, menjelang siang hari atau sekitar pukul 12.00 WIB, tiba-tiba kondisi kesehatan Gus Dur menunjukkan tanda-tanda kesehatannya mulai memburuk.

Pada waktu itu, Chairul melihat Gus Dur menitikkan air mata karena mengalami sakit yang luar biasa pada bagian perut hingga ke bagian bawah tubuh. Dari informasi dokter yang menjaga, Chairul tahu bahwa kala itu Gus Dur mengalami penyumbatan pembuluh darah. "Pas siang, tiba-tiba bapak bilang sakit banget di bagian perut sampai ke bawah. Kata dokter ada kerak penyumbat di pembuluh darahnya," ujarnya.

Keadaan ruangan tempat Gus Dur dirawat di RSCM, sesaat panik. Keluarga Gus Dur meminta para ajudan dari Paspampres untuk memanggil dokter khusus RSCM dan dokter kepresidenan segera untuk dilakukan penanganan medis darurat. "Lalu sama asisten yang namanya Sulaiman, memanggil dokter khusus untuk segera dilakukan operasi," ujarnya.

Beethoven

Jelang menit-menit terakhir hendak dilakukan operasi, sekitar pukul 16.00 WIB Chairul dan Sulaiman masih bersama Gus Dur. Rupanya, permintaan Gus Dur tidak selesai pada soto Kudus. Kali ini mereka berdua diminta untuk mencarikan CD kesukaannya, yakni musik klasik karya Beethoven.

Mereka berdua tidak tahu, kenapa tiba-tiba Gus Dur ingin sekali mendengarkan musik hasil karya komposer Beethoven itu. Setelah berusaha mencari ke mana-mana, akhirnya kaset itu ditemukan di ruang kerja Gus Dur di Kantor PBNU, Jakarta.

Kala itu, ada enam kaset Beethoven yang dibawa di tangan Chairul dan Sulaiman. Namun, ketika hendak melangkah keluar dari kantor PBNU, sekitar pukul 19.00 WIB mereka mendapat kabar lewat telepon dari orang yang ada di RSCM bahwa Gus Dur telah menghembuskan nafas terakhir. (abdul qodir)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com