Pemerintah di seluruh dunia, Minggu, bergegas berjaga-jaga menghadapi menyebarnya wabah baru flu babi yang telah menewaskan 81 orang di Meksiko dan menginfeksi belasan orang di AS.
Hari Minggu, semua kegiatan mulai dari konser hingga pertandingan olahraga dan ibadat gereja di Mexico City dibatalkan untuk mencegah orang berkumpul dan menyebarkan virus itu di kerumunan banyak orang.
Presiden Meksiko Felipe Calderon memerintahkan diisolasinya orang yang terinfeksi
Tentara Meksiko dan petugas kesehatan berpatroli di bandara-bandara dan stasiun-stasiun bus, mencari orang yang memperlihatkan gejala-gejala, antara lain demam, sakit seluruh tubuh, batuk, radang tenggorokan, pilek dan muntaber.
Pasar-pasar dan restoran-restoran nyaris kosong dan warga—meski sebagian hanya demam—bergegas ke rumah sakit.
Warga Meksiko tidak keluar rumah, sementara rumah-rumah sakit di AS melacak pasien dengan gejala-gejala flu. Adapun negara lain memberlakukan pemeriksaan kesehatan di bandara-bandara, sementara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan virus itu memiliki potensi untuk menjadi pandemi.
Meksiko tampaknya kehilangan hari-hari atau pekan-pekan berharga dalam mendeteksi
Sementara itu sebelas kasus flu babi dikonfirmasi terdapat di California, Texas, dan Kansas. Diduga, terdapat lebih banyak lagi di New York.
Di Selandia Baru, 10 pelajar dari sebuah sekolah di Auckland yang baru kembali dari Meksiko dirawat untuk gejala-gejala influensa yang diduga flu babi walau tak ada yang sakit parah.
WHO hari Sabtu meminta semua negara untuk meningkatkan laporan dan pengawasan penyakit itu, sementara bandara-bandara di seluruh dunia memeriksa penumpang dari Meksiko untuk gejala-gejala flu.