Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Industri Buang Limbah Langsung ke Sungai

Kompas.com - 01/02/2009, 19:36 WIB

 

SURABAYA, MINGGU - Dalam patroli air kelima Jumat (30/1) hingga Sabtu (31/1) lalu, petugas menemukan sejumlah industri yang membuang limbah secara langsung ke Kali Surabaya. Instalasi pengolahan limbah yang tersedia bahkan tak dimanfaatkan.

Patroli air kelima yang berlangsung Jumat pukul 21.00 hingga Sabtu pukul 04.00 dini hari berhasil melakukan pemberkasan di tiga tempat, yaitu pabrik tahu di Jambangan, Surabaya, Pabrik Kertas Surabaya Mekabox di Driyorejo Gresik, dan rumah pemotongan hewan (RPH) Kedurus, Surabaya.

Dari ketiga tempat tersebut, dua industri yaitu pabrik tahu Jambangan dan RPH Kedurus terindikasi membuang limbah secara langsung. Di industri tahu Jambangan, tim patroli air sama sekali tak menemukan instalasi pengolahan limbah (ipal). Limbah hasil pengolahan tahu langsung dialirkan ke Kali Surabaya.

Sementara itu, meski memiliki sarana ipal modern, RPH Kedurus yang memotong sekitar 50 ekor hingga 75 ekor sapi per hari juga membuang langsung limbahnya ke Kali Surabaya. Limbah bekas pemotongan hewan mengalir melalui parit sepanjang sekitar 30 meter, limbah tersebut berwarna merah tua dan mengeluarkan bau busuk menyengat.

Sumarsono, salah satu staf pemotongan hewan awalnya mengatakan kepada petugas bahwa ipal beroperasi secara otomatis. Namun, saat dicek mesin ipal ternyata tak dihidupkan.

Sebelumnya, tim patroli air yang terdiri dari Perum Jasa Tirta I, Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur, Polwiltabes Surabaya, Disperindag Provinsi Jawa Timur, dan sejumlah lembaga swadaya masyarakat melakukan peninjauan di pabrik kertas karton PT Surabaya Mekabox.

Di tempat ini, petugas mengambil sampel limbah di lokasi ipal yang sedang beroperasi. Di lihat dari fasilitas ipal ya ng tersedia, ipal milik PT Surabaya Mekabox relatif bekerja dengan baik.

Koordinator Konsorsium Lingkungan Hidup Imam Rochani mengungkapkan, salah satu pabrik keramik yaitu PT Platinum yang sebelumnya pernah mendapat peringatan kembali membuang limbah yang berwarna kuning pekat. Kondisi limbah di saluran pembuangan tampaknya tak berubah. "Jika demikian terus, harus diberikan peringatan keras," ujarnya.

Menurut Imam, baik industri swasta maupun pemerintah harus ditindak tegas jika terbukti membuang limbah. "Masih banyak industri yang tak memanfaatkan ipal. Badan pengawas di kabupaten dan kota harus mengawasi lebih ketat," tutur Imam.

Mentalitas

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com