Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

800 Ha Hutan Lindung Gambut Dirambah Perkebunan Sawit

Kompas.com - 04/11/2008, 19:05 WIB

SUNGAI  RAYA, SELASA - Sekitar 800 hektare Hutan Lindung Gambut Sungai Arus Deras di Kecamatan Teluk Pakedai, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, dirambah perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Mitra Aneka Rezeki dan PT Rezeki Kencana.

Sementara di Hutan Lindung Gunung Ambawang, Kecamatan Kubu, Kabupaten Kubu Raya, yang juga berada di sekitar wilayah kerja perusahaan perkebunan itu, ditemukan adanya penambangan tanah merah untuk membangun jalan akses perkebunan.

Di lokasi hutan lindung itu juga dijumpai tumpukan kayu olahan hasil pembalakan liar yang dilakukan masyarakat setempat. Demikian disampaikan Kepala Dinas Kehutanan, Perkebunan, dan Pertambangan Kubu Raya M Sadik Azis, Selasa (4/11).

Temuan kasus ini merupakan tindak lanjut dari hasil pemeriksaan Tim BPK RI yang disampaikan ke Pemerintah Kabupaten Kubu Raya tanggal 5 September 2008. Selanjutnya pada 22 September lalu Pemkab menurunkan tim untuk mengumpulkan data koordinat hutan yang dirambah, kata Sadik.

Untuk mengantisipasi meluasnya kerusakan hutan lindung itu, Pemkab Kubu Raya telah menyurati PT Mitra Aneka Rezeki dan PT Rezeki Kencana untuk menghentikan kegiatan perluasan areal tanaman maupun penambangan tanah merah di hutan lindung itu.

Dengan adanya keterbatasan dana dan personil yang dimiliki Pemkab Kubu Raya, Bupati Kubu Raya pada tanggal 7 Oktober juga sudah meminta bantuan Dinas Kehutanan Kalbar untuk menurunkan tim gabungan guna mengatasi persoalan tersebut. Tembusan surat itu ditujukan kepada Menteri Kehutanan RI, Gubernur Kalbar, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalbar, serta Kepala Balai Pemetaan Kawasan Hutan Wilayah III Pontianak.

"Saat tim kami memantau ke lapangan, pembukaan lahan untuk perkebunan masih terus berlangsung. Malah sebagian dari kawasan hutan lindung itu sudah ada yang ditanami sawit. Untuk kasus pembalakannya, tim hanya menemukan tumpukan kayu olahan di areal hutan lindung dan tidak menemukan pelakunya," kata Sadik. 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com