Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SKCK Caleg DPR Cukup dari Polres

Kompas.com - 25/07/2008, 21:47 WIB

JAKARTA, JUMAT - Syarat surat keterangan catatan kepolisian (SKCK) bagi calon legislatif (caleg) DPR-RI sebelumnya diharuskan dari Mabes Polri. Namun setelah mendapat protes keras dari berbagai parpol karena dinilai memberatkan calon legeslatif, akhirnya diturunkan. Mabes Polri dan KPU sepakat SKCK bagi calon legislatif cukup dari Polres tempat domisili.

"Kita sudah bertemu dan berkoordinasi dengan KPU. Kita sepakat, SKCK bagi calon anggota DPR cukup dari Polres. Tidak perlu sampai ke Baintelkam Mabes Polri," ungkap Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Abubakar Nataprawira, Jumat (25/7).

Menurut keterangan Abubakar, polisi tidak punya kewenangan menentukan apakah seseorang itu berhak menjadi caleg atau tidak. Kewajiban polisi hanya mengeluarkan catatan. Jadi bila yang bersangkutan pernah melakukan pelanggaran lalu lintas atau tindak pidana, ditulis apa adanya dalam SKCK. Nanti yang menentukan seseorang itu layak jadi caleg atau tidak adalah KPU.

"Jadi kami tidak menentukan apakah seseorang itu layak jadi caleg atau tidak. Kita hanya mengeluarkan catatan kepolisian apa adanya. Kalau yang bersangkutan misalnya pernah kena tilang atau melakukan tindakan lainnya dan telah tercatat di kepolisian, ya kita sebutkan dalam SKCK itu apa adanya. Nanti KPU yang menentukan layak tidaknya," katanya.

Menurut keterangan Abubakar, keputusan KPU mengharuskan SKCK itu dikeluarkan oleh Mabes Polri, sebenarnya hanya karena ingin mendapatkan gambaran yang jelas dari kepolisian tentang caleg yang diajukan oleh partai. Sebab yang mempunyai catatan lebih lengkap tentang warga adalah Mabes Polri. Sementara Polres, itu hanya mencatat peristiwa yang dilakukan atau terjadi di wilayahnya saja.

"Tapi kan banyak parpol keberatan. Biayanya terlalu mahal bagi caleg yang berasal dari luar Jawa. Contohnya caleg yang dari Papua, kalau harus mendapatkan SKCK dari Mabes Polri, berapa duit yang harus mereka keluarkan. Itu baru untuk mengurus SKCK. Maka kemarin kita mengadakan pertemuan dengan KPU untuk membicarakannya dan kemudian disepakati, SKCK cukup dari Polres," jelasnya.

Ketentuan SKCK ini sudah dua kali berubah. Pertama KPU menetapkan semua caleg DPR-RI harus menyerahkan SKCK yang dikeluarkan oleh Mabes Polri. DPRD Provinsi dari Polda dan DPRD Kabupaten-Kota cukup yang mengeluarkan dari Polres.

Keputusan KPU itu setelah diprotes banyak pihak, kemudian diturunkan. Yang berkewajiban mendapat SKCK dari Mabes Polri hanya caleg DPR-RI yang tinggal di DKI Jakarta. Sementara yang dari daerah, cukup dari Polda setempat.

Namun keputusan itu masih dinilai memberatkan caleg. Alasannya, banyak daerah, terutama di luar Jawa, yang aksesnya ke ibu kota provinsi cukup jauh dan memakan biaya tinggi. Keputusan perubahan ini masih menuai protes. KPU dan Mabes Polri kemudian sepakat lagi untuk menurunkan cukup SKCK dari Polres bagi caleg DPR-RI. (Persda Network/Sugiyarto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com