Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KSAU: Penyelidikan Casa Tak Akan Libatkan KNKT

Kompas.com - 29/06/2008, 23:23 WIB

JAKARTA, MINGGU - Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Soebandrio mengatakan penyelidikan jatuhnya pesawat Casa C212 yang jatuh di kaki Gunung Salak, Kamis (26/6) siang tidak akan melibatkan Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

"Kita sudah memiliki tim sendiri, jadi tidak perlu penyelidikan dari sipil," katanya ketika dikonfimrasi ANTARA usai melepas kedua belas jenazah perwira TNI AU di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma Jakarta, Minggu malam.

Ia mengatakan, dalam setiap kecelakaan yang terjadi terhadap pesawat militer dalam penyelidikannya tidak pernah melibatkan pihak sipil. Mengenai tidak adanya kotak hitam dalam pesawat bernomor registrasi A2106, Soebandrio menegaskan hal itu wajar bagi setiap pesawat militer.

"Itu wajar. Pesawat militer tidak dilengkapi kotak hitam untuk menjamin kerahasiaan misi yang diemban oleh pesawat bersangkutan," katanya. Ia menambahkan, "Kalau saat jatuh dan kotak hitamnya bisa dibaca oleh pihak musuh, bagaimana?"

Pada kesempatan itu, KSAU juga menegaskan pihaknya tidak akan meng-"grounded" pesawat Cassa N 212 lainnya yang bermarkas di Skadron 4 Pangkalan Udara Abdurrahaman Saleh, Malang, Jawa Timur. "Tidak ada rencana uintuk itu. Kita hanya akan melakukan pengecekan," katanya.

Sebelumnya telah diberitakan, pesawat Cassa NC212-100 milik TNI AU dengan nomor registrasi A2106 pada Kamis (26/6) sekitar pukul 9.23 WIB berangkat dari Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma menuju Bogor dengan misi pelatihan terhadap penggunaan kamera digital udara yang baru. Pada pukul 10.38 WIB, pesawat Cassa itu hilang dari radar dan melakukan kontak terakhir dengan menara pengawas Pondok Cabe pada pukul 10.50 WIB saat menuju Bogor. Pada pukul 11.10 WIB, pesawat sudah tidak bisa dihubungi oleh petugas menara pengawas di Pangkalan Udara Atang Senjaya Bogor.

Sebanyak 5 awak pesawat Cassa tersebut adalah Mayor Pnb Arjiyanto (Kapten pilot), Kapten Pnb Agung (co pilot), Lettu Pnb Feby Fitrian, Lettu Tek Bambang Trianto, dan Pelda Agus Riyanto. Sedangkan 13 penumpang yang ikut dalam pesawat adalah Kolonel Pnb Albertus Sulaksono, Kolonel Sus Djafaara, Letkol Tek Wahyu Hidayat, Letkol Sus Supriyadi, Mayor Sus Susika, Kapten Sus Doni, Lettu Sus Ronald, serta Gatot, Putra, dan Ami dari PT Integraph. Sedangkan tiga warga asing yang ikut dalam pesawat tersebut adalah Mahendra Kumar (India), Kwong Ping Anthony (Inggris), dan Tan Hong King (Singapura).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat 'Presidential Club'

Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat "Presidential Club"

Nasional
'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

"Presidential Club" Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

Nasional
Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye 'Tahanan KPK' Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye "Tahanan KPK" Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Nasional
Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Ide "Presidential Club" Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com