Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Moa Enggano Diminati Peracik Obat Tradisional China

Kompas.com - 24/05/2008, 23:54 WIB

ENGGANO, SABTU – Penduduk Enggano tak perlu khawatir kehilangan penghasilan saat ombak tinggi sehingga tak bisa melaut atau hasil perkebunan coklat menurun saat musim kemarau. Selain menjual burung beo, merek tetap bisa memperoleh penghasilan yang cukup untuk kebutuhan sehari-hari dengan menjual moa yang diminati para peracik obat tradisional China.

Moa atau sidat adalah sejenis belut yang hidup di sungai. Hewan tersebut memiliki bagian seperti telinga di bagian pangkat kepalanya, ciri khas yang membedakannya dengan belut. Tubuhnya dapat tumbuh jauh lebih besar dari belut.

"Di sini, satu ekor bisa 10 kilogram beratnya...berat banget," ujar Arpan, panggilan Arif Faturokhman, Koordinator Tim Kodal (Komando pengendali) II Ekspedisi Garis Depan Nusantara yang baru saja menyelesaikan survei di Pulau Enggano. Moa sangat melimpah di aluiran sungai pedalaman hutan Enggano. Hewan tersebut sering muncul ke permukaan sungai saat bulan kering dan gelap alias tak ada cahaya bulan.

Namun, penduduk tak serta-merta mengambil moa sebanyak-banyaknya. Sebab, satu ekor moa saja cukup untuk hidup berhari-hari. Moa tangkapan tersebut bukan untuk dinikmati sendiri, melankan dijual ke Bengkulu. Satu ekor moa bisa laku hingga Rp1,5 juta karena untuk tiap kilogram dihargai sekitar Rp150.000.

Moa dari Enggano diminati orang-orang China di Bengkulu karena lendirnya dipercayai berkhasiat untuk pengobatan. Orang-orang China tersebut biasanya mengambil moa hidup-hidup untuk diternakkan. Sementara lendirnya akan diambil sewaktu-waktu dan dikemas dalam bentuk pil obat tradisional China.

"Penduduk Bengkulu tak kesulitan menjual moa karena biasanya sudah ada bandar yang siap menampung," ujar Arpan. Dengan menjual burung beo, selain moa, dan hasil bumi lainnya, penduduk Bengkulu tetap dapat meraih penghasilan antara Rp4 juta hingga Rp6 juta setara dengan penghasilan
dari kebun coklat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com