JAKARTA, RABU - Sastrawan Taufik Ismail memiliki kenangan tak terlupakan tentang SK Trimurti, wartawan tiga zaman yang meninggal, Selasa malam (20/5) di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta. Ini tidak terkait dengan sastra atau politik, namun berkenaan pengalamannya saat digendong Bu Tri, panggilan dekatnya untuk Trimurti. "Waktu bayi saya pernah ngompoli Bu Tri," katanya saat melayat almarhumah di RSPAD, Rabu (21/5).
"Ayah saya, Gaffar Ismail, adalah sahabat Sayuti Melik sewaktu menjadi wartawan di majalah BOM (Berjoeang Oentoek Merdeka) di Semarang tahun 1940 sampai 1941," lanjutnya. "Setelah bapak-ibu saya wafat, Ibu Tri adalah pengganti orangtua saya," katanya.
Soerastri Karma Trimurti (lahir 11 Mei 1912) atau lebih dikenal dengan SK Trimurti adalah seorang wartawati, penulis, pengajar, dan istri dari Sayuti Melik, pengetik naskah Proklamasi. Ia dilahirkan dari pasangan Salim Banjaransari Mangunsuromo dan Saparinten binti Mangunbisomo, dan pernah menjabat sebagai menteri dalam Kabinet Amir Sjarifuddin I dan Kabinet Amir Sjarifuddin II.
Pada masa mudanya, ia berkecimpung di dunia pendidikan sebagai guru di Sekolah Dasar Khusus Putri di Surakarta dan Banyumas, serta di Perguruan Rakyat, Bandung. Selain itu, beliau juga terlibat dalam kegiatan politik sebagai kader Partindo.
Karena menyebarkan pamflet antipenjajah, beliau dipenjara oleh Belanda pada tahun 1936 di Penjara Wanita di Bulu, Semarang. Dia tidak diperbolehkan lagi mengajar dan kemudian bekerja di sebuah percetakan. Di sinilah beliau mulai aktif menjadi wartawati dan menulis di majalah Pikiran Rakyat, Pesat, Bedug, dan Genderang dengan nama samaran Karma atau Trimurti. (C5-08)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.