Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gus Dur Ternyata China Tulen

Kompas.com - 30/01/2008, 18:47 WIB

JAKARTA, RABU - Mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ternyata seorang keturunan China tulen. Gus Dur pun bercerita silsilah darah China mengalir dalam tubuhnya.

"Saya ini China tulen sebenarnya, tapi ya sudah nyampur lah dengan Arab, India. Nenek moyang saya orang tionghoa asli, namanya Putri Cempa yang jadi selir. Lahir di Tiongkok, terus dibawa ke Indonesia dan punya dua anak," cerita Gus Dur, dalam diskusi "Tionghoa Peranakan sebagai Pelangi Nusantara", di Mal Ciputra, Jakarta Barat, Rabu (30/1).

Masih cerita Gusdur, dua anak Putri Cempa itu bernama Tan Eng Hwan yang kemudian berganti nama menjadi Raden Fatah. Konon, darah China Gusdur mengalir dari garis keturunan Raden Fatah ini. Putra kedua dari Putri Cempa adalah Tan A Hok, yang seorang mantan jenderal dan sempat menjadi duta besar di Tiongkok.

Maka tak heran, ketika Mantan Ketua PB NU ini menjadi Presiden, ia memperjuangkan kebebasan etnis Tionghoa untuk merayakan Imlek dan mengembangkan budaya mereka. Gusdur membuat beberapa kebijakan yang membebaskan etnis Tionghoa untuk berekspresi pada tahun 2000.

"Saya berpegang pada Undang-undang Dasar, dengan memberikan kebebasan berpikir dan berbicara tanpa pandang bulu," tutur Gus Dur.

Hingga saat ini, Gusdur masih sering melakukan diskusi dengan komunitas-komunitas Tionghoa, salah satunya Budi Irawan, seorang Konghucu yang merupakan keturunan Tionghoa Peranakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com