Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesawat A-1341 dan Angka 9

Kompas.com - 28/01/2008, 12:24 WIB

Pesawat Hercules C-130 HS nomor registrasi A-1341 adalah pesawat khusus yang didisain untuk mengangkut penumpang VVIP/VIP, mulai dari Presiden RI hingga perwira tinggi TNI/Polri.

Pesawat ini mulai dioperasikan TNI AU sejak awal tahun 1980-an. Adalah almarhum Panglima ABRI (Pangab) Jenderal (Purn) M Jusuf yang berperan penting untuk mendatangkan pesawat buatan Lockheed Aircraft Corporation yang memiliki jarak jelajah maksimum 5863 km dan kecepatan maksimum 605 km/jam (327 knot) itu.

Di era Jusuf, TNI AU kedatangan dua pesawat Hercules VVIP untuk menggantikan pesawat Hercules A-1305. Tahun 1979 didatangkan pesawat Hercules C-130 type L-100-30 dengan nomor registrasi A-1314, disusul dengan pesawat Hercules A-1341. Nomor registrasi 1341 ini kabarnya atas usul Jusuf.

Soal nomor registrasi ini, ada yang unik.Seluruh pesawat Hercules VVIP yang dioperasikan TNI AU nomor registrasinya berjumlah 9. Pesawat Hercules VVIP yang pertama nomor registrasinya A-1305 (1+3+0+5=9), kemudian pesawat A-1341 dan A-1314. Konon, katanya, angka 9 itu diharapkan membawa hoki atau keberuntungan.

Selama lima tahun menjadi Pangab, Jusuf selama menggunakan pesawat Hercules bila berkunjung ke daerah-daerah. TNI AU bahkan memberikan sertifikat "1000 jam terbang" kepada jenderal asal Sulsel karena kesetiaannya menggunakan Hercules.

Pesawat Hercules A-1341 bukan sekadar pesawat VVIP.Dari atas pesawat, Presiden RI atau Panglima TNI bisa memberikan komando bila terjadi peperangan. Pesawat itu dilengkapi alat telekomunikasi yang cangggih sehingga bisa berkomunikasi dengan pasukan TNI yang sedang bertugas.

Seperti pernah ditulis S Kardiman, Jenderal Jusuf pernah memberikan semangat kepada sebuah pesawat Twin Otter. Ketika itu, pesawat A-1341 tengah melintas di Pulau Sumbawa, Jusuf mendapat laporan ada pesawat Twin Otter dengan penumpang 10 orang tengah berada dalam keadaan darurat. Jusuf segera memerintahkan pilot untuk mendekati Twin Otter.

”Di sini Jenderal Jusuf, Menhankam/Pangab, menyertai Anda. Semoga Anda selamat tiba di Selaparang, tabah dan selalu berdoa kepada Allah," kata Jenderal Jusuf dari atas pesawat. Akhir cerita, seluruh penumpang Twin Otter selamat mendarat di Selaparang. Seluruh penumpang kemudian mendatangi Jenderal Jusuf yang tengah berada di Lanud Selaparang.

Pesawat khusus

Karena sifatnya yang khusus, maka yang dapat menerbangkan pesawat ini bukanlah perwira penerbang yang biasa. Penerbang Hercules A-1341 biasanya langsung dipiloti seorang komandan skadron berpangkat letnan kolonel.

Pesawat ini dioperasikan oleh Skadron Udara 17 yang khusus mengoperasikan pesawat VVIP, namun untuk penerbangnya selalu berasal dari Skadron Udara 31. Sebab, operasional pesawat Hercules berada di bawah Skadron Udara 31.

Pesawat legendaris TNI AU hari Senin (28/1) ini digunakan mengangkut jenazah Presiden Soeharto dari Lanud Halim ke Lanud Adi Soemarmo, Solo. Tanggal 28 April 1996, pesawat ini juga digunakan menerbangkan jenazah Ny Tien Soeharto ke Solo. Pesawat ini juga menjadi pesawat terakhir yang dinaiki almarhum Jenderal Jusuf tahun 2004.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com