JAKARTA, KOMPAS.com - CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo diperiksa selama delapan jam sebagai tersangka dalam kasus dugaan ancaman melalui pesan singkat kepada Kepala Subdirektorat Penyidik Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Yulianto.
Hary Tanoe kembali menampik bahwa isi pesan singkat kepada Yulianto bernada ancaman sebagaimana dituduhkan kepadanya.
"Saya juga tidak punya kapasitas karena saya tidak mempunyai kekuasaan dan juga tidak dalam kapasitas bisa ancam-mengancam," ujar Hary usai diperiksa di kantor Bareskrim Polri, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (7/7/2017).
Menurut Hary, kalimat yang dia tulis kepada Yulianto merupakan penuturan umum tanpa bermaksud mengancam.
"Kalau saya keliling daerah, terus saya menyampaikan visi-misi partai, itu sudah biasa saya sampaikan seperti itu. Karena kalimatnya itu jamak dan umum," kata Hary, yang juga Ketua Umum Partai Perindo.
Hary mengatakan, tujuannya terjun ke dunia politik untuk memberantas oknum yang semena-mena, transaksional, dan abuse of power, sebagaimana yang dituliskan kepada Yulianto.
Menurut dia, hal itu justru tujuan yang positif, bukannya menyudutkan pihak tertentu.
"Karena memang kami bercita-cita ingin memiliki satu negara hukum. Namanya pelaksanaan hukum itu berjalan dengan baik," kata dia.
Dalam pasal tersebut disebutkan bahwa ancaman yang ditujukan kepada pribadi untuk menakut-nakuti dan mengandung unsur kekerasan. Menurut dia, dalam pesan singkat itu tidak terdapat kekerasan fisik maupun kerugian materiel.
"Kalau misalkan kekerasan psikis, ya harus dibuktikan apakah SMS seperti itu bisa membuat seseorang terganggu mentalnya. Jadi harus dibuktikan secara medis," kata Hary.
Dalam kasus ini, Yulianto tiga kali menerima pesan singkat dari Hary Tanoe pada 5, 7, dan 9 Januari 2016.
Isinya yaitu, "Mas Yulianto, kita buktikan siapa yang salah dan siapa yang benar. Siapa yang profesional dan siapa yang preman. Anda harus ingat kekuasaan itu tidak akan langgeng. Saya masuk ke politik antara lain salah satu penyebabnya mau memberantas oknum-oknum penegak hukum yang semena-mena, yang transaksional yang suka abuse of power. Catat kata-kata saya di sini, saya pasti jadi pimpinan negeri ini. Di situlah saatnya Indonesia dibersihkan."
(Baca juga: Hary Tanoe: Saya Hanya Katakan, Suatu Saat Saya Akan Pimpin Negeri Ini)