Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut Yasonna, Wajar Napi di Pekanbaru Kabur karena Diperlakukan Tak Manusiawi

Kompas.com - 10/05/2017, 13:09 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Hukum dan HAM RI Yasonna Laoly menilai, wajar jika para tahanan di Rutan Klas IIB atau Rutan Sialang Bungkuk di Pekanbaru, Riau melarikan diri.

Menurut dia, para tahanan di rutan tersebut diperlakukan tidak manusiwi.

Hal tersebut disampaikan Yasonna saat memberikan pengarahan kepada para pejabat di jajaran Kemenkumham di Graha Pengayoman, Kemenkumham, Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Rabu (10/5/2017).

"Wajar orang di sana lari, melepaskan diri dari neraka. Sudah tidak tahan lagi, sudah tidak kuat lagi," kata Yasonna.

Peristiwa kaburnya para tahanan dari Rutan Pekanbaru, menurut Yasonna, membuka mata mengenai borok yang terjadi di dalam rutan, seperti kasus pungli dan perlakuan tidak manusiawi yang diterima tahanan.

"Pelarian itu membuka mata kita bahwa ada sesuatu yang sangat borok di dalam, ada sesuatu yang kita biarkan dilakukan secara sistematik," ujar Yasonna.

(Baca: Beri Pengarahan, Menkumham Luapkan Kekesalan soal Kondisi Rutan di Pekanbaru)

Oleh karena itu, Kementerian Hukum dan HAM sudah berkoordinasi dengan polisi untuk menindak kasus pungli di rutan tersebut.

Yasonna bahkan meminta polisi menjerat anak buahnya yang melakukan tindak pidana.

Ia mengingatkan jajarannya bahwa pengawasan tidak hanya dilakukan intenal Kemenkumham, tetapi melibatkan pihak eksternal seperti dari satuan sapu bersih pungli.

"Saya minta Pak Kapolda pastikan dia masuk (penjara), cari unsurnya (pelanggarannya)," ujar Yasonna.

Sebelumnya, sebanyak 448 tahanan Rutan Sialang Bungkuk melarikan diri dari rutan tersebut. Para tahanan yang masih dalam proses persidangan itu kabur seusai terjadi bentrokan di dalam rutan. 

Tahanan kabur diduga karena rutan kelebihan kapasitas.

Rutan yang hanya memiliki 361 ruang dihuni 1.800 tahanan. 

(Baca: Ada Sanksi Bagi Tahanan Rutan Pekanbaru yang Kabur)

Selain itu, bentrokan juga diduga merupakan akumulasi kekecewaan yang telah disampaikan para tahanan dengan unjuk rasa.

Akhirnya, tahanan berteriak-teriak keluar dari kamar II B hingga mendobrak salah satu pintunya. 

Kepolisian Daerah Riau sudah mengimbau ratusan tahanan Klas II B Pekanbaru yang kabur agar menyerahkan diri kepada petugas.

Masyarakat juga diminta melapor ke polisi apabila menemukan orang atau warga yang mencurigakan.

Kompas TV 2 Tahanan Kabur Telah Ditangkap di Perkebunan Kelapa Sawit
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com