JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Harris Azhar, mempertanyakan keseriusan pemerintah dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam pengungkapan kasus teror terhadap penyidik KPK, Novel Baswedan.
Hal ini disampaikan Harris menanggapi pertemuan antara pimpinan KPK dan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Jumat (5/5/2017).
Dalam pertemuan tersebut, KPK menyampaikan terima kasih kepada Presiden karena telah membiayai pengobatan namun tidak membicarakan lambatnya penanganan kepolisian dalam mengusut teror terhadap Novel.
"Memalukan kalau pimpinan KPK hanya ketemu Presiden dan ucapkan terima kasih," ujar Harris saat dihubungi, Jumat.
(Baca: Hampir Sebulan Kasus Novel Belum Terungkap, Ini Kata Pimpinan KPK)
"Saya sangat prihatin kedua belah pihak, KPK dan Presiden, yang hanya menganggap kasus Novel seperti orang kecelakaan motor saja," tambah dia.
Menurut Harris, semestinya Presiden dan KPK membentuk tim investigasi gabungan sebagaimana disampaiakan masyarakat.
Hal itu agar kasus teror yang menimpa Novel menjadi jelas dan cepat terungkap. Tapi langkah itu tidak ditempuh Presiden, dan KPK juga menyerahkan kasus ini begitu saja kepada polisi.
"Keduanya gagal menangkap motif dan psikologi bangsa yang marah dari peristiwa ini," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.