Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Pelabuhan Jangan Dikelola Sendiri, Kerja Sama dengan Pelabuhan Internasional

Kompas.com - 04/05/2017, 13:41 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo meminta pelabuhan-pelabuhan besar di Indonesia bekerja sama dengan pelabuhan-pelabuhan internasional.

Menurut dia, hal ini perlu dilakukan untuk mengejar ketertinggalan Indonesia dalam hal transportasi laut.

"Saya sampaikan ke menteri-menteri, (pelabuhan) itu jangan dikelola sendiri. Silakan bekerja sama dengan pelabuhan-pelabuhan besar yang telah memiliki jaringan dagang internasional," ujar Jokowi, ketika membuka Rapat Koordinasi Nasional Bidang Kemaritiman 2017, di Sasana Kriya, TMII, Jakarta Timur, Kamis (4/5/2017).

"Karena tanpa itu kita akan sulit mengejar ketertinggalan di bidang transportasi laut kita," lanjut dia.

Jokowi mencontohkan, Pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatera Utara yang ditargetkan selesai pada akhir 2017 ini.

Berdasarkan laporan yang diterima Presiden, pelabuhan tersebut akan terkoneksi dengan sejumlah pelabuhan dunia.

"Kuala Tanjung ini akan dikerjasamakan antara Pelindo dan Rotterdam Port. Untuk logistiknya dengan Dubai Port," ujar Jokowi.

(Baca: Pemerintah Perlu Benahi Aspek Keselamatan Transportasi Laut)

Jokowi menyebutkan, kerja sama semacam ini akan menjadi kekuatan ekonomi baru di Indonesia.

Tanpa kerja sama ekonomi, efisiensi tidak akan pernah terjadi dalam hal transportasi laut.

Tanpa efisiensi, penurunan harga barang di dalam negeri juga tidak akan terwujud.

"Tanpa efisiensi seperti ini, kita juga akan tidak bisa memunculkan harga-harga yang baik, harga-harga yang bisa berkompetisi," ujar Jokowi.

Kapal lebih dari 10.000 TEUs merapat di Tanjung Priok

Presiden juga menyoroti Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, yang beberapa waktu lalu mencatatkan sejarah di dunia transportasi laut Indonesia.

Untuk pertama kalinya berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priok, sebuah kapal peti kemas berkapasitas lebih dari 10.000 TEUs.

"Kapal besar sudah merapat di Tanjung Priok, kapal berkapasitas lebih dari 10.000 TEUs sudah hadir. Ini berpuluh-puluh tahun saya kira belum pernah terjadi dan dua minggu yang lalu kapal besar itu sudah merapat," ujar Jokowi.

"Artinya akan ada penurunan biaya logistik, biaya transportasi. Karena kita tidak usah transhipment ke negara-negara lain. Jadi bisa langsung masuk ke negara tujuan," lanjut dia.

Jokowi berharap, jika pelabuhan-pelabuhan besar di Indonesia sudah terbangun, maka konsolidasi antar-pelabuhan dalam negeri juga akan semakin baik sehingga akan semakin mampu menerima kapal-kapal berukuran besar dari negara lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com