Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga WNI Tewas, Filipina Belum Respons Tawaran Indonesia untuk Identifikasi

Kompas.com - 27/04/2017, 19:49 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Filipina belum kunjung memberikan kepastian soal kabar tewasnya tiga warga negara Indonesia (WNI) yang tewas di Lanao del Sur. Bahkan, Filipina belum merespons tawaran tim khusus bantuan identifikasi yang hendak dikirimkan Indonesia.

"KJRI sudah menyampaikan kesediaan Indonesia untuk membantu proses identifikasi apabila dibutuhkan. Tapi itu pun belum ditanggapi," ujar Juru Bicara Kemenlu Arrmanatha Nasir saat bincang santai dengan wartawan di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (27/4/2017).

Terbaru, Kamis pagi, Menlu Retno sudah berkomunikasi dengan Menlu Filipina. Menlu Retno kembali memastikan apakah tiga orang yang tewas itu adalah WNI atau bukan.

(Baca: Polisi Telusuri Temuan Paspor WNI oleh Militer Filipina)

"Jadi kami masih terus meminta bantuan untuk mengonfirmasi. Tapi memang sampai saat ini belum ada kabar," ujar Armanatha.

Sebenarnya, ada salah seorang pejabat otoritas militer di Filipina yang mengatakan ke media massa bahwa tiga dari empat orang yang tewas adalah WNI. Namun, Indonesia akan tetap menunggu informasi melalui jalur yang resmi dari Filipina.

"Kita ini menghadapi sistem dan cara bekerja di negara lain ya. Saya tidak tahu dan tidak diberi tahu apa motifnya mereka sudah sampaikan ke luar, namun belum berikan notif konsuler resmi," ujar Armanatha.

(Baca: Akhir April, Jokowi Akan ke Filipina Bertemu Duterte)

Seperti diberitakan pada Senin lalu, Pasukan keamanan Filipina mengklaim menewaskan sekitar 36 petempur terkait ISIS, termasuk tiga WNI dan satu warga negara Malaysia dalam serangan udara dan darat selama tiga hari di pulau selatan Mindanao tersebut.

Komandan divisi militer Brigadir Jendral Roland Bautista kepada Reuters mengklaim telah berhasil merebut basis utama pemberontak tersebut setelah memenangi pertempuran yang berlangsung dari Jumat tersebut.

Bautista mengatakan sejumlah terduga militan dari Indonesia dan Malaysia kemungkinan bergabung dengan kelompok militer yang disebut Maute itu setelah satu paspor Indonesia ditemukan bersama sejumlah senjata dan peledak, demikian seperti dikutip Reuters.

Kompas TV Dirjen Bimas Buddha Tersangka Korupsi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com