Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri Ingatkan Aparat untuk Selalu Waspadai Teror

Kompas.com - 12/04/2017, 22:59 WIB

MAKASSAR, KOMPAS.com - Kepala Polisi Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Tito Karnavian meminta seluruh aparat kepolisian agar hati-hati dan terus waspada terkait dengan gerakan teroris yang mulai menyerang institusi kepolisian, menyusul penyerangan di Mapolres Banyumas, Jawa Tengah pada awal pekan ini.

"Saya sudah imbau seluruh Kapolda untuk mewaspadai hal itu karena adanya perintah melakukan aksi itu. Saya minta anggota lebih hati-hati dan waspada," ujar Tito usai meresmikan Command Center di Markas Polrestabes Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (12/4/2017).

Selain itu, kata Tito, pihaknya juga meminta jajaran Detasemen Khusus 88 Antiteror bersama Polda bersinergi untuk menjejaki sel-sel yang mungkin saja mereka akan melakukan aksi teror.

Tito menjelaskan, kasus Banyumas terkait dengan insiden sebelumnya, ada penangkapan tokoh utama jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Nusantara berada di Lamongan.

"Di situ didapatkan data bahwa pimpinan JAD memerintahkan untuk bergerak terutama menyasar kepolisian, sehingga terjadi peristiwa Tuban," ujar Tito.

"Saat itu anggota kepolisian ditembak, tapi Alhamdulillah tidak kena, kemudian dikejar, pelakunya meninggalkan kendaraan masuk dalam kebun dan dikepung jajaran Polri serta TNI setempat, di situ kemudian dilumpuhkan," kata mantan Kepala Densus 88 itu.

Selanjutnya, berlanjut di Polres Banyumas Selasa (11/4) dengan pelaku M Ibnu Dar (22), terindikasi memiliki keterkaitan dengan penangkapan terduga teroris di Lamongan dan insiden teror di Tuban. Pelaku menyerang dua polisi bahkan membacok salah satu anggota polisi.

"Tentunya ini ada hubungan dengan peristiwa di Lamongan dan Tuban. Sebab saat bersangkutan (Ibnu Dar) digeledah ditemukan bahan bom termasuk rencana akan membuat bom panci. Ini ada hubungannya dengan dukungan ISIS," ucap Tito.

Sebelumnya penangkapan tiga terduga teroris di Lamongan, Jawa Timur, yakni Zainal Anshori, Hendis Efendi, dan Hasan pada Jumat (7/4). Sehari kemudian, enam terduga teroris menyerang pos polisi di Kecamatan Jenu, Tuban, Jatim.

Mereka akhirnya tewas tertembak saat kontak senjata dengan pasukan gabungan Polri dan TNI. Tiga hari setelahnya, insiden di Banyumas kembali terjadi.

Dari tiga kejadian ini, terindikasi kuat memiliki keterkaitan sebab melibatkan para terduga teroris yang sama-sama berasal dari jaringan JAD Nusantara.

"Kami menduga ada hubungannya dengan peristiwa di Lamongan dan Tuban, terutama di Lamongan karena salah satu pimpinan JAD ditangkap," ujarnya.

Pernyataan itu merujuk pada penangkapan terduga teroris Zainal Anshori di Lamongan. Zainal dikenal merupakan pimpinan JAD Nusantara yang ditunjuk tokoh ISIS di Indonesia Aman Abdurrahman. Sementara Aman kini berada di Lapas Nusakambangan.

Zainal diduga menjadi pihak yang memberikan instruksi kepada enam terduga teroris untuk menyerang polisi di Tuban bila dirinya tertangkap.

Selain itu, diduga Ibnu Dar ingin membalaskan dendam karena pimpinannya Zainal ditangkap dan beberapa rekannya terbunuh dalam kontak senjata dengan polisi dan TNI di Tuban.

Berdasarkan hasil penggeledahan di rumah Ibnu Dar, Densus 88 Antiteror Mabes Polri telah menyita sejumlah barang bukti. Di antara barang bukti tersebut, menurut Tito, ada bahan untuk pembuatan bom termasuk rencana merakit bom panci.

(Darwin Fatir/ant)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Nasional
Laporkan Dewas ke Polisi, Nurul Ghufron Sebut Sejumlah Pegawai KPK Sudah Dimintai Keterangan

Laporkan Dewas ke Polisi, Nurul Ghufron Sebut Sejumlah Pegawai KPK Sudah Dimintai Keterangan

Nasional
Buka Forum Parlemen WWF Ke-10, Puan: Kelangkaan Air Perlebar Ketimpangan

Buka Forum Parlemen WWF Ke-10, Puan: Kelangkaan Air Perlebar Ketimpangan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com