Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uniknya TPS Tempat Jokowi dan Iriana "Nyoblos"...

Kompas.com - 15/02/2017, 09:08 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tempat Pemungutan Suara (TPS) 4 Gambir, Jakarta Pusat, terbilang unik. Petugas TPS tempat Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana mencoblos itu mengenakan busana adat Jawa.

Pengamatan Kompas.com, Rabu (15/2/2017) pagi, sebanyak enam petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) mengenakan surjan dan belangkon.

Surjan para petugas berwarna coklat gelap dan belangkon bermotif lurik coklat dipadu hitam. Seragam itu tampak kontras dengan nuansa TPS yang didominasi warna merah putih.

Tak hanya seragam petugas KPPS yang lain dari yang lain, pintu masuk TPS juga terbilang unik. Panitia menempatkan dua boneka ondel-ondel warna-warni.

Berdasarkan informasi dari Kepala Sekretariat Presiden Darmansjah Djumala, Presiden dan Ibu Negara hadir di TPS 4 sekitar pukul 10.00 WIB.

"Rencananya, pukul 10.00 WIB beliau datang ke TPS," ujar Djumala melalui pesan singkat kepada Kompas.com.

(Baca: Didampingi Iriana, Jokowi "Nyoblos" di Gambir Pukul 10.00 WIB)

TPS 4 sendiri terletak di Jalan Budi Kemulyaan, persis di belakang Gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata.

Sejak subuh, pengamanan TPS itu dilaksanakan. Pengamanan dilakukan oleh Polri, TNI, dan secara khusus oleh Pasukan Pengamanan Presiden. Terdapat pintu x-ray di depan TPS itu.

Lihat videonya di bawah ini:

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com