Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dana Rp 1,1 Miliar untuk Desa Tertinggal Dianggap Kurang

Kompas.com - 01/02/2017, 15:25 WIB
Sheila Respati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dana desa yang sudah berlangsung selama dua tahun belakangan ternyata tidak memberikan dampak langsung pada peningkatan kesejahteraan. Desa-desa tertinggal masih tidak berkurang dan tetap berada pada garis kemiskinan. 

Deputi Bidang Pembangunan, Desa, dan Kawasan Kemenko PMK, Nyoman Shuida menganggap dana desa yang ditetapka sebesar Rp 1,1 miliar per desa masih dianggap kurang untuk desa tertinggal.

“Desa terpencil yang daerahnya kepulauan pastinya beda dengan yang berada di compact area. Lebih high cost. Oleh karena itu kita harus membuat kebijakan yang memihak, affirmative policy, dengan meng-exercise kembali pagu dana desa yang sudah dialokasikan pusat,” ujar Nyoman dalam acara diskusi di Jakarta, Selasa (1/2/2017).

Ia menjelaskan saat ini terdapat 5.000 desa tertinggal. Setiap desa sudah mendapat dana sejumlah Rp 1,1 miliar dari total anggaran Rp 60 triliun.

Namun, khusus untuk desa tertinggal, seharusnya setiap desa mendapat dana tambahan lagi yang diambil dari pagu anggaran. Dana tambahan tersebut di luar dari jumlah dana yang sudah seharusnya diterima.

(Baca: Jokowi: Awas, Kalau Ada yang Potong Dana Desa, Saya Kejar!)

“Jadi ibaratnya satu desa tertinggal sudah dapat Rp X, maka dengan reformulasi ini mereka dapat Rp X+1,” ucap Nyoman.

Reformulasi ini juga diharapkan dapat membantu pencapaian target pengentasan 5.000 desa dari status tertinggal menjadi berkembang dan mewujudkan 2.000 desa mandiri di tahun 2019.

Target tersebut, diakui Nyoman, cukup berat mengingat saat ini menurut catatan indeks pembangunan desa jumlah desa tertinggal mencapai 40-45 persen dari total jumlah desa di seluruh Indonesia.

Selain itu, saat ini Kemenko PMK juga tengah mendorong 19 kementerian yang sudah memiliki program-program di desa sasaran untuk membantu kebutuhan yang bersifat high cost economy.

Kompas TV Dana Desa Ditambah Tahun 2017?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com