PURBALINGGA, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, pihak berwenang masih menelusuri kasus penyelundupan senjata di Sudan yang diduga melibatkan anggota misi perdamaian Unamid asal Indonesia.
"Sedang ditelusuri dan bukan dari TNI," kata Ryamizard, usai mengukuhkan 540 kader bela negara di Purbalingga, Jawa Tengah, Selasa (24/1/2017).
Menurut Ryamizard, seorang anggota TNI jika hendak ke mana-mana harus izin. Dalam hal ini, dia mencontohkan anggota TNI dari Jawa Tengah yang hendak ke Jakarta pun harus izin.
Kendati demikian, dia mengatakan jika terbukti ada anggota TNI yang menyelundupkan senjata di Sudan harus dihukum.
"Harus dihukum, siapa pun enggak ada kebal hukum, tentara pun enggak kebal hukum," ujar Ryamizard.
"Ini negara Pancasila yang berdasarkan pada hukum, jangan sampai ada pikiran kalau tentara kebal hukum. Kalau saya macam-macam, saya dipenjara kok," kata dia.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir sebelumnya mengungkapkan bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tengah menyelidiki kasus penyelundupan senjata itu.
Pemerintah Darfur Utara, Sudan, menyebutkan pasukan polisi Indonesia yang tergabung dalam misi menjaga perdamaian di Darfur (UNAMID) ditangkap pada Jumat (20/1/2017) waktu setempat di bandara Al Fashir, Sudan.
Duta Besar RI di Khartoum sudah berada di lokasi untuk memberikan pendampingan kepada pasukan polisi Indonesia.
(Baca: Kemenlu: PBB Selidiki Dugaan Polisi RI Selundupkan Senjata di Sudan)
Namun, Polri membantah bahwa koper tersebut milik rombongan polisi Indonesia.
Adapun kronologi kejadian tersebut yakni pada 15 Januari 2016, rombongan sejumlah 139 orang bertolak ke bandara untuk kembali ke Indonesia.
Barang-barang mereka dimasukkan ke dalam dua kontainer dan dibawa ke bandara. Barang-barang itu dimasukkan ke mesin deteksi, namun tiba-tiba seorang petugas menunjuk sebuah koper, apakah milik rombongan Indonesia.
(Baca: Polri Tegaskan Koper Berisi Senjata Bukan Milik Rombongan Indonesia)
Karena warna kopernya berbeda dan tak ada label Indonesia, mereka membantah memiliki koper tersebut. Ternyata, setelah dideteksi, dalam koper itu berisi senjata.
Secara tegas, rombongan yang dipimpin oleh AKBP John Huntalhutajulu membantah koper tersebut milik mereka. John dan rombongan menduga koper tersebut tercampur dengan koper mereka.
(Sumarwoto/ant)