Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalla Nilai Isu TKA China Juga Dipengaruhi Kebijakan Negara Lain

Kompas.com - 03/01/2017, 13:44 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai maraknya aksi penolakan terhadap tenaga kerja asing asal China tidak terlepas dari pengaruh kebijakan proteksionisme yang tengah diterapkan di sejumlah negara.

Ia menjelaskan, selama ini banyak negara yang menerapkan kebijakan ekonomi terbuka atau liberal.

Namun, seiring pelambatan ekonomi global, kebijakan tersebut dievaluasi dan beberapa negara besar mulai mengubah sistem mereka menjadi lebih konservatif atau proteksionis.

"Kita lihat Brexit (Inggris yang keluar dari Uni Eropa) dan Uni Eropa keseluruhan, kita lihat Trump, kita lihat tentu China dan sebagainya. Tentu suasana yang lebih nasionalistis," kata Wapres  Kalla saat membuka pasar saham 2017 di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (3/1/2017).

"Kita tentu juga tidak mungkin orang lain nasionalistis, tapi kita terbuka begitu banyak," ujar dia.

(Baca juga: Istana Sebut Ada "Framing" Politik dalam Isu Tenaga Kerja China)

Wapres Kalla menyebutkan, jumlah tenaga kerja asing asal China yang bekerja di Indonesia tidak lebih dari 20 ribu orang.

Namun, belakangan marak pemberitaan media yang menyebut banyak tenaga kerja asing asal China yang secara illegal bekerja di Indonesia.

"Ada efek-efek itu. Ini yang tentu adalah kenyataan yang terbuka di dunia ini yang kita bisa antisipasi sebaiknya. Memang juga tentu sangat terpengaruh negara besar kayak Amerika," ujar Kalla.

"Apalagi kampanye Trump yang begitu menggelorakan rakyat agar Amerika lebih jaya lagi," kata dia.

Kompas TV Pekerja WN Tiongkok Bikin Marah Menaker Hanif

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com