JAKARTA, KOMPAS.com - Dua dari tiga terduga teroris yang tewas saat penggerebekan di rumah kontrakan di Tangerang Selatan diketahui merupakan bagian dari kelompok Jamaah Anshar Daulah Khilafah Nusantara (JADKN) yang dipimpin Bahrun Naim.
Mereka adalah Irawan dan Helmi.
Bahrun diketahui banyak melahirkan sel-sel kecil dari kelompok tersebut yang tersebar di sejumlah tempat di Indonesia.
"Itu apa yang disampaikan BN pembentukan sel kecil-kecil. Ya ini bukti sel-sel kecilnya," ujar Kepala Bagian Mitra Divisi Humas Polri Kombes Pol Awi Setiyono di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Rabu (21/12/2016).
Dalam kesehariannya, Irawan bekerja sebagai sopir di perusahaan air mineral di Tasikmalaya. Sedangkan Helmi merupakan penjual bubur.
Sementara itu, terduga teroris yang tewas bernama Omen merupakan mantan terpidana kasus pembunuhan.
"Dia direkrut Ovi, salah satu napi bom di Kedutaan Besar Myanmar tahun 2013," kata Awi.
Polisi juga menemukan keterkaitan sel di Tangerang dengan orang-orang yang ditangkap di Bekasi dan Tasikmalaya beberapa waktu lalu.
Awi mengatakan, pada umumnya kelompok teroris mengincar petugas kepolisian. Saat penggerebekan di rumah kontrakan itu, terduga teroris sempat melawan dengan melemparkan bom yang ternyata tidak meledak.
(Baca: Terduga Teroris di Tangsel Ingin Tusuk Polisi lalu Meledakkan Diri)
Karena tak kunjung menyerah, Densus 88 melakukan tindakan tegas dengan melumpuhkan mereka.
(Baca juga: Ini yang Ditemukan Polisi dalam Penggerebekan Teroris di Tangsel)