Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasukan Berkuda di Antara Peserta Subuh 1212

Kompas.com - 12/12/2016, 10:47 WIB
Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com — Barisan kuda yang ditunggangi pria berkaus putih seketika menjadi pusat perhatian peserta gerakan Subuh Berjemaah Nasional 1212 yang dipusatkan di Kota Bandung.

Peserta yang sedari subuh memenuhi Pusat Dakwah Islam (Pusdai) Jawa Barat ini membuka jalan agar pasukan berkuda tersebut bisa melintas.

Pasukan itu terdiri dari 10 pria yang menunggangi 10 kuda, 10 pemanah yang berjalan di samping kuda, dan 14 orang yang dinamakan pasukan penyapu jalan. Ke-14 orang ini berbaris di belakang kuda terakhir. 

(Baca: Masjid Pusdai Bandung Dipenuhi Jemaah Shalat Subuh 1212)

Pasukan ini merupakan santri dari Pesantren Daarut Tauhid (DT) Bandung. “Kuda-kuda dan panah itu hanya untuk parade,” ujar Azhar, salah seorang santri DT, kepada Kompas.com, Senin (12/12/2016).

Azhar mengatakan, parade kuda dan panah ini berbarengan dengan jalan santai dengan rute Gedung Sate – Jalan Cisangkuy – Jalan Cimanuk – Jalan Cimandiri – Jalan Cimalaya – Jalan Diponegoro – Gasibu.

Pasukan berkuda ini mengawal pemimpin DT Abdullah Gymnastiar, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil yang berjalan bersama 300 penyandang disabilitas.

Dalam jalan santai tersebut, tampak para pejabat membantu mendorong kursi roda penyandang disabilitas.

“Selain untuk parade, pasukan berkuda ini menjadi bagian keamanan,” ungkapnya.

Dari pantauan Kompas.com, pasukan berkuda dan panah ini menyita perhatian peserta. Banyak warga yang memotret kuda-kuda yang relatif berukuran besar dan tinggi tersebut. Bahkan tak sedikit yang berswafoto dengan latar belakang pasukan kuda. 

Menurut salah satu orangtua siswa DT, Asih, para penunggang kuda, pemanah, dan pasukan penyapu jalan itu merupakan siswa pilihan pesantren DT.

Calon pasukan harus lolos seleksi internal di DT. Mereka pun harus memenuhi sejumlah persyaratan. 

(Baca: Amankan Shalat Subuh Bersama 1212 di Bandung, Pasukan Gabungan Dikerahkan)

“Kalau yang sekarang (pasukan berkuda) dari SMA-nya Aa Gym yang di Parongpong. Untuk bisa ikut tesnya banyak sekali, di antaranya harus lulus baca tulis Al Quran,” tutur Asih.

Sepanjang kegiatan berlangsung, banyak peserta yang membawa kantong plastik hitam.

Kantong itu berisi makanan yang dibagikan secara gratis. Setelah makanan habis, kantong akan berubah fungsi menjadi tempat sampah.

Beberapa peserta pun menyerukan kepada orang-orang yang membawa kantong keresek untuk tidak meninggalkan sampah.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat 'Presidential Club'

Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat "Presidential Club"

Nasional
'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

"Presidential Club" Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

Nasional
Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye 'Tahanan KPK' Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye "Tahanan KPK" Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Nasional
Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Ide "Presidential Club" Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com