Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahas Krisis Rohingya, Menlu Retno Akan Bertemu Aung San Suu Kyi

Kompas.com - 06/12/2016, 11:19 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dijadwalkan bertemu dengan State Counselor Myanmar, Daw Aung San Suu Kyi, di Naypyidaw, ibu kota Myanmar, Selasa (6/12/2016).

"Saya akan bertemu dengan Daw Aung San Suu Kyi, State Counselor Myanmar, untuk bahas perkembangan di Rakhine State," ujar Retno, seperti dikutip siaran pers Kementerian Luar Negeri RI, Selasa.

Pertemuan ini merupakan rangkaian upaya intensif yang dilakukan diplomasi Indonesia dalam membantu penyelesaian masalah di Rakhine, yang menjadi wilayah asal sejumlah pengungsi Rohingya.

Sebelumnya, pada Sabtu (3/12/2016), Menlu Retno juga telah melakukan pembicaraan per telepon dengan mantan Sekjen PBB, Koffi Anan, yang sekarang menjabat Ketua Advisory Committee penyelesaian masalah di Rakhine State.

Selain itu, berbagai pertemuan juga dilakukan oleh Menlu dan Wamenlu RI dengan organisasi masyarakat, terutama ormas Islam Indonesia dalam rangka meminta masukan.

Komunikasi dengan berbagai NGO internasional juga dilakukan.  

"Pertemuan dengan State Counsellor Myanmar diharapkan akan membawa perbaikan situasi kemanusiaan dan stabilitas bagi semua komunitas, khususnya komunitas Muslim, di Rakhine State," ungkapnya.

Retno menegaskan, mesin diplomasi Indonesia tidak pernah berhenti bekerja, mencermati memburuknya situasi keamanan dan jatuhnya korban di Rakhine State pasca-penyerangan pada 9 Oktober 2016.

Komunikasi intensif terus dilakukan dengan Pemerintah Myanmar, baik dengan pemerintah pusat di Naypyidaw maupun melalui Dubes Myanmar di Jakarta.

Dubes RI untuk Myanmar merupakan satu dari tujuh dubes asing dan satu-satunya dubes di negara ASEAN yang telah melakukan kunjungan ke Rakhine State pada 3-6 November 2016 untuk melihat situasi dan mendapatkan informasi langsung di lapangan.

Sejak serangan maut di perbatasan Myanmar-Banglades bulan lalu, Pemerintah Myanmar mengerahkan militernya ke kawasan yang banyak dihuni etnis Rohingya.

Militer dikerahkan ke wilayah perbatasan dengan Banglades, yang banyak dihuni warga Muslim, menyusul serangan terhadap seorang pos perbatasan pada 9 Oktober lalu.

Menurut catatan PBB, selama satu bulan terakhir sedikitnya 30.000 orang mengungsi akibat kekerasan yang berlanjut.

(Baca: Foto Satelit HRW Buktikan Penghancuran Rumah Orang Rohingya)

Separuh dari para pengungsi itu meninggalkan kampung halaman mereka hanya dalam dua hari ketika puluhan orang tewas ditembaki helikopter serbu milik militer Myanmar.

Sudah lebih dari 70 orang tewas dan  400 orang lainnya ditahan sejak militer mengendalikan dan menutup kawasan tersebut.

Sejumlah saksi mengaku melihat tentara membunuh dan memerkosa warga Rohingya serta menjarah lalu membakar rumah-rumah mereka.

(Baca juga: Myanmar Dituding Lakukan Pembersihan Etnis Rohingya)

Kompas TV Pengungsi Rohingya Rindu Damai di Kampung Halaman
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Kompolnas Duga Ada Pelanggaran Penugasan Brigadir RAT untuk Kawal Pengusaha

Kompolnas Duga Ada Pelanggaran Penugasan Brigadir RAT untuk Kawal Pengusaha

Nasional
Surya Paloh Pamer Nasdem Bisa Dukung Anies, tapi Tetap Berada di Pemerintahan Jokowi

Surya Paloh Pamer Nasdem Bisa Dukung Anies, tapi Tetap Berada di Pemerintahan Jokowi

Nasional
Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Lagi Hari Ini

Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Lagi Hari Ini

Nasional
Hardiknas 2024, Puan Maharani Soroti Ketimpangan Pendidikan hingga Kesejahteraan Guru

Hardiknas 2024, Puan Maharani Soroti Ketimpangan Pendidikan hingga Kesejahteraan Guru

Nasional
Rakornis, Puspom dan Propam Duduk Bersama Cegah Konflik TNI-Polri Terulang

Rakornis, Puspom dan Propam Duduk Bersama Cegah Konflik TNI-Polri Terulang

Nasional
Hardiknas 2024, Pertamina Goes To Campus 2024 Hadir di 15 Kampus Terkemuka

Hardiknas 2024, Pertamina Goes To Campus 2024 Hadir di 15 Kampus Terkemuka

Nasional
Atasan Tak Tahu Brigadir RAT Kawal Pengusaha di Jakarta, Kompolnas: Pimpinannya Harus Diperiksa

Atasan Tak Tahu Brigadir RAT Kawal Pengusaha di Jakarta, Kompolnas: Pimpinannya Harus Diperiksa

Nasional
Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Nasional
Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Nasional
Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Nasional
Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Nasional
Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Nasional
PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

Nasional
Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com