Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Politisi Demokrat dan PDI-P Saling Tagih Pidato Jokowi dan SBY...

Kompas.com - 06/12/2016, 09:53 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekjen PDI-P Ahmad Basarah mengaku pihaknya menunggu pidato lanjutan dari Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.

Sementara, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan juga menunggu penjelasan dari pernyataan Presiden Joko Widodo.

Perbincangan itu terjadi saat keduanya hadir menjadi narasumber dalam acara "Satu Meja" di Kompas TV, yang dipandu oleh Pemimpin Redaksi Kompas Budiman Tanuredjo, Senin (5/12/2016).

Awalnya, Basarah menyinggung mengenai pidato SBY sebelum aksi unjuk rasa 4 November lalu. Dalam pidato di kediamannya di Cikeas itu, SBY meminta pemerintah untuk mengakomodir tuntutan demonstran agar proses hukum terhadap Gubernur nonaktif DKI Jakarta  Basuki Tjahaja Purnama berjalan secara adil dan transparan.

Basarah juga menyinggung pernyataan SBY yang menyebut sampai Lebaran Kuda akan ada demo apabila tuntutan demonstran tidak diakomodasi.

Kini, menurut Basarah, pidato SBY itu sudah didengar dan dilaksanakan oleh pemerintah.

Proses hukum terhadap Ahok berjalan adil, dan yang bersangkutan sudah ditetapkan sebagai tersangka penistaan agama. Berkas perkaranya juga sudah dilimpahkan ke Kejaksaan.

"Pak Jokowi sudah menjalankan saran dari Pak SBY itu sendiri. Yang belum justru Pak SBY melanjutkan pidatonya. Selesai Pak Ahok diproses secara hukum mestinya tidak perlu ada demo lagi," kata Basarah.

"Itu yang barangkali Pak Jokowi menunggu dari Pak SBY," kata dia.

Syarief pun menilai bahwa saat ini tidak perlu ada lagi demo yang dilakukan. Namun, ia tak menjawab apakah pesan serupa juga akan disampaikan oleh SBY ke publik.

Syarief justru balik menyinggung pidato Jokowi pasca-demo 4 November. Saat itu, Jokowi menyebut ada aktor politik yang menunggangi kerusuhan dalam demo tersebut.

Syarief menagih penjelasan dari pemerintah mengenai siapa aktor politik yang dimaksud Jokowi

"Terus terang saja hampir dikatakan semua media dan masyarakat seakan-akan tembakannya ke Demokrat," ucap Syarief.

Menanggapi hal itu, Basarah menyebut bahwa saat ini aktor politik yang dimaksud sudah di ranah hukum. Kepolisian sedang melakukan penyelidikan terhadap dugaan makar.

Presiden tak bisa mencampuri kasus yang ditangani aparat hukum.

Adapun Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Johan Budi yang juga hadir sebagai narasumber, mempertanyakan kenapa Demokrat dan SBY merasa menjadi tertuduh.

Padahal, Jokowi tidak pernah sekalipun menyebut SBY sebagai aktor politik yang dimaksud. (Baca: Johan Budi: Kok Pak Syarief Hasan Merasa Pak SBY yang Dituduh?)

Kompas TV SBY Sindir Jokowi?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi Sebut Ada 78.000 Hektare Tambak Udang Tak Terpakai di Pantura, Butuh Rp 13 Triliun untuk Alih Fungsi

Jokowi Sebut Ada 78.000 Hektare Tambak Udang Tak Terpakai di Pantura, Butuh Rp 13 Triliun untuk Alih Fungsi

Nasional
Spesifikasi 2 Kapal Patroli Cepat Terbaru Milik TNI AL

Spesifikasi 2 Kapal Patroli Cepat Terbaru Milik TNI AL

Nasional
Jokowi Panen Ikan Nila Salin di Tambak Air Payau di Karawang

Jokowi Panen Ikan Nila Salin di Tambak Air Payau di Karawang

Nasional
Momen Hakim MK Tegur Kuasa Hukum Caleg yang Mendebatnya

Momen Hakim MK Tegur Kuasa Hukum Caleg yang Mendebatnya

Nasional
Kejar Pemerataan Dokter Spesialis, Kemenkes Luncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis RS Pendidikan

Kejar Pemerataan Dokter Spesialis, Kemenkes Luncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis RS Pendidikan

Nasional
Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin jika Menjanjikan

Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin jika Menjanjikan

Nasional
Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Nasional
Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Nasional
Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com