Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Renungan di Hari Pahlawan

Kompas.com - 11/11/2016, 18:06 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Tidak banyak yang mengetahui tentang beberapa peristiwa penting dalam memperjuangkan Indonesia untuk dapat menjadi sebuah negara yang merdeka dan mandiri.

Cerita bagaimana para perintis kemerdekaan Republik Indonesia berjuang untuk dapat memperoleh kehormatan sebagai bangsa barangkali termasuk kisah yang tak banyak dituturkan.  

Salah satu kisah itu adalah bagaimana para pahlawan dirgantara berjuang mencari dana agar perjuangan kemerdekaan memperoleh dukungan yang penuh dari para anak bangsa yang peduli dengan cita-cita mulia menggapai kemerdekaan.

Beberapa sesaat setelah kemerdekaan, yaitu pada tahun 1949, para Perwira muda Angkatan Udara bergerak untuk mengumpulkan dana bagi perjuangan kemerdekaan dengan menggelar jasa angkutan udara di Burma.  

Mereka dengan semangat tinggi mengoperasikan beberapa pesawat Dakota di bawah bendera dan logo “Indonesian Airways”. Satu diantaranya, pesawat Dakota RI-001 adalah sumbangsih rakyat Aceh.  

Keberadaan pesawat Dakota yang menggelar operasi angkutan udara sipil di kawasan Burma dapat terselenggara karena hubungan kerjasama yang sangat baik antara pemerintah Burma dan pemerintah Indonesia.  

Tentu saja pengoperasian Indonesian Airways di Burma tersebut tidaklah semata sebagai kegiatan bisnis murni, karena pada kenyataanya juga kerap digunakan untuk membantu kepentingan perjuangan pemerintah Burma. 

Yang kemudian menjadi menarik adalah pada saat Indonesian Airways akan menyelesaikan pengoperasian angkutan udara di Burma ditahun 1950-an, muncul tagihan pajak  dari pemerintah Burma, yang harus dibayar oleh Indonesian Airways cq pemerintah Indonesia sebagai pemilik maskapai penerbangan tersebut. 

Tentu saja peristiwa itu menjadi kejutan bagi pihak Indonesia yang tidak menduga bahwa kegiatan yang penuh dengan “spirit” kerjasama itu tidak terlepas dari perhitungan “pajak” yang harus dibayar.  

Untunglah semangat kerjasama memperjuangkan kemerdekaan antara pemerintah Burma dan Indonesia telah membuka jalan tersendiri dalam keluar dari problematik yang unik ini.  

Mutual understanding dan mutual trust berperan sangat besar ketika Indonesia harus menyelesaikan permasalahan yang sangat sensitif itu.  

Dapat dibayangkan bahwa pemerintah Indonesia belum memiliki cukup dana untuk dapat membayar tagihan pajak yang sudah terlanjur menumpuk.  

Pada sisi lain, sejak awal pengoperasian Indonesian Airways yang memperoleh ijin dengan mudah dari pemerintah Burma untuk beroperasi di sana, telah terlanjur dipersepsikan sebagai bagian dari persahabatan erat yang pastinya tidak akan berhubungan dengan “fee”  apalagi kewajiban membayar “pajak”.  

Lalu bagaimana menyelesaikan masalah itu tanpa menimbulkan friksi dan ketersinggungan bagi kedua belah pihak?

Agar tetap bisa memenuhi tuntutan pajak pemerintah Burma sekaligus tidak membebani keuangan Negara RI, KSAU menawarkan untuk menghibahkan sebuah pesawat Dakota RI-007 beserta  persiapan suku cadangnya kepada Angkatan Udara Burma.  

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com