Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Pendemo 4 November Meninggal, Tak Ada Luka di Tubuh

Kompas.com - 05/11/2016, 18:43 WIB
Dimas Jarot Bayu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Aksi demonstrasi 4 November 2016 telah memakan satu korban jiwa. M Syachrie Oy Bcan (55), warga Banten, meninggal dunia setelah dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD).

Koordinator Medis "Aksi Bela Islam", Yusuf Muhammad, mengatakan, Syachrie meninggal akibat terkena tembakan gas air mata.

Yusuf mengatakan, peluru gas air mata ketika itu jatuh di dekat Syachrie. Akibatnya, Syachrie yang sedang berjejal di tengah ribuan orang itu kesulitan bernapas. Ini ditambah dengan kondisi tubuh Syachrie yang lelah karena mengikuti aksi sejak awal.

"Peluru itu jatuh dekat dengan korban. Akibat suasana yang penuh, oksigen yang diambil oleh almarhum menjadi terbatas, apalagi gas air mata memang bisa membengkakkan saluran pernapasan," kata Yusuf dalam konferensi pers di Restoran Pulau Dua, Jakarta, Sabtu (5/11/2016).

Yusuf mengatakan, kematian Syachrie bukan disebabkan karena ia menderita asma. Menurut penuturan istri Syachrie, kata Yusuf, mendiang tak memiliki riwayat asma selama hidup.

"Istrinya mengatakan, dia tidak asma. Semua baik-baik saja," kata Yusuf.

Selain Syachrie, lanjut Yusuf, ada 164 korban lainnya yang dirawat di rumah sakit. Sebanyak 130 korban dirawat karena terkena gas air mata.

"Sebagian besar terkena gas air mata. Namun bukan hanya itu, ada juga yang luka, terkena benturan, memar. Ada juga yang dioperasi karena kena pukulan," ucap Yusuf.

Pihak kepolisian membenarkan ada satu korban jiwa atas nama M Syachrie yang meninggal karena asma. Tidak ditemukan adanya luka-luka atau tanda kekerasan di tubuh Syachrie.

Pada aksi Jumat kemarin, kerusuhan terjadi setelah pukul 19.00. Pendemo diminta untuk membubarkan diri, tetapi menolak. Akhirnya, pihak keamanan menembakkan gas air mata.

Tercatat, 21 kendaraan, baik milik TNI-Polri maupun umum dirusak. Tiga kendaraan di antaranya dibakar. Sementara itu, demonstran yang mengalami luka berjumlah 250 orang.

 

Sebanyak 100 orang di luar demonstran juga mengalami luka. Seratus orang itu terdiri atas 79 personel Polri (11 orang di antaranya dirawat inap), 15 masyarakat umum, 5 personel TNI, dan 1 personel pemadam kebakaran.

Presiden Joko Widodo pun menuding ada aktor politik yang menunggangi aksi unjuk rasa itu.

"Kita menyesalkan kejadian bakda isya yang harusnya sudah bubar, tetapi menjadi rusuh. Ini sudah ditunggangi aktor-aktor politik yang memanfaatkan situasi," kata Jokowi dalam jumpa pers usai rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (5/11/2016) pukul 00.10 WIB.

 

Kompas TV 3 Kendaraan Petugas Dibakar Saat Aksi 4 November

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com