Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kronologi Pembebasan 4 WNI yang Disandera Perompak Somalia Selama 4,5 Tahun

Kompas.com - 24/10/2016, 13:07 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Empat orang anak buah kapal asal Indonesia berhasil dibebaskan dari penyanderaan oleh perompak Somalia.

Mereka dibebaskan bersama 24 orang sandera lainnya.

Keempat WNI itu adalah Sudirman (24) asal Medan, Sumatera Utara; Supardi (34) asal Cirebon, Jawa Barat; Adi Manurung (32) asal Medan, Sumatera Utara, dan Elson Pesireron (32) asal Seram, Ambon.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan, penyanderaan terjadi sejak 26 Maret 2012.

Saat itu, para ABK kapal ikan Naham 3 yang dioperasikan perusahan Oman, dibajak di sekitar 114 sebelah selatan Kepulauan Seychelles.

(Baca: Empat WNI Bebas Setelah Disandera 4,5 Tahun oleh Perompak Somalia)

Kemudian, para ABK dibawa ke lokasi penyanderaan pertama di Hobyo, sebuah kota kecil di Somalia yang berjarak 511 kilometer dari Mogadishu, Ibu Kota Somalia.

Selepas dari Hobyo, para ABK dibawa ke lokasi penyanderaan kedua di Budbud yang berjarak 287 kilometer dari Mogadishu.

"Dari Budbud dimulai proses pembebasan," kata Arrmanatha, di Kompleks Kemenlu, Jakarta, Senin (24/10/2016).

Arrmanatha menuturkan, setelah dibebaskan, para ABK dibawa ke sebuah safe house di Galkayo Town, 689 kilometer dari Mogadishu dengan menggunakan mobil.

Dari Galkayo Town, para ABK diterbangkan ke Wajir Airport, Kenya yang berbatasan dengan Somalia.

Mereka dibawa menggunakan kapal UN Humanitarian Flight pada Sabtu (22/10/2016) pukul 15.00 waktu setempat.

(Baca: Bebas dari Sandera Perompak Somalia, 4 WNI dalam Keadaan Sehat)

"Itu kota perbatasan jadi mereka harus clearance. Dari situ mereka diterbangkan ke Nairobi. Nairobi tiba sekitar tanggal 23 Oktober pukul 17.32 waktu setempat," kata Arrmanatha.

Keempat sandera dijemput oleh Duta Besar RI di Nairobi dan Tim Kemenlu yang dipimpin oleh Direktur Perlindungan WNI Lalu Muhammad Iqbal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Nasional
Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Nasional
Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Nasional
Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Nasional
Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Nasional
Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Nasional
Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Nasional
Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Nasional
Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Nasional
Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

Nasional
Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

Nasional
Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Nasional
Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com