Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Prona Sudah 35 Tahun, Baru 44 Persen Tanah Warga Bersertifikat

Kompas.com - 16/10/2016, 12:47 WIB
Ihsanuddin

Penulis

SOLO, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo memastikan pemerintah akan mempercepat realisasi program sertifikasi tanah.

Presiden mengatakan, program sertifikasi melalui Proyek Operasi Nasional Agraria (PRONA) sebenarnya sudah dimulai pada 35 tahun lalu, tetapi hasilnya belum maksimal.

"PRONA ini sudah 35 tahun tapi belum selesai. Sampai sekarang baru 44 persen," kata Jokowi saat menyerahkan secara simbolis sertifikat tanah kepada warga di Surakarta, Jawa Tengah, Minggu (16/10/2016).

Sebanyak, 3.515 warga yang mendapat sertifikat dalam acara ini. Mereka berasal dari Surakarta, Wonogiri, Boyolali, Kebumen, Pati, Karang Anyar, Kudus, Pemalang, Klaten, Grobogan, Demak, Kendal, Temanggung, Banjar Negara, Purbalingga dan Purbalingga.

"Masih kurang hampir separuhnya, 56 persen lagi, di seluruh Indonesia. Kurang lebih 60-an juta sertifiat yang harus diselesaikan kementerian BPN," ucap Presiden.

Jokowi mengatakan, saat ini pemerintah sudah melakukan gebrakan untuk mempercepat proses sertifikasi tanah. Salah satunya adalah dengan mempekerjakan juru ukur tanah dari pihak ketiga.

"Kita Kekurangan juru ukur 10.000 (orang). Kalau ditambahi, diangkat dulu PNS kelamaan. Ya sudah, tidak usah PNS tapi diberi sertifikat juru ukur. Diuji. Langsung bantu BPN ukur tanah," lanjut Jokowi.

Selain itu, kata Presiden, pemerintah juga akan menambah juru pendataan sebanyak 15.000 orang. Ia meyakini dengan cara ini proses sertifikasi tanah warga akan lebih cepat.

Jokowi pun mengingatkan kepada petugas BPN agar tidak meminta pungutan liar kepada warga yang mengurus sertifikat tanah. Ia menekankan saat ini pemerintah sedang giat-giatnya memberantas pungli di semua sektor.

"Awas kalau ada yang pungli. Hati-hati. Ini sudah saya ingatkan," katanya.

Sementara itu, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Sofyan Djalil menargetkan, proses sertifikasi tanah warga di seluruh Indonesia selesai pada 2025.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok E-mail Bisnis

Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok E-mail Bisnis

Nasional
Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Nasional
Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat 'Nyantol'

Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat "Nyantol"

Nasional
Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok 'E-mail' Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok "E-mail" Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Nasional
Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Nasional
Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Nasional
Rayakan Ulang Tahun Ke-55, Anies Gelar 'Open House'

Rayakan Ulang Tahun Ke-55, Anies Gelar "Open House"

Nasional
KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

Nasional
Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Nasional
Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Nasional
Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Nasional
Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Nasional
Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Nasional
Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Nasional
Hanya Ada 2 'Supplier' Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Hanya Ada 2 "Supplier" Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com