Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bareskrim Ajak Masyarakat Laporkan Kejahatan Seksual terhadap Anak di Internet

Kompas.com - 02/10/2016, 11:34 WIB
Dimas Jarot Bayu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri, Komjen Ari Dono Sukmanto, mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dengan melaporkan pengaduan kejahatan seksual terhadap anak, khususnya yang berbasis internet.

Menurut Ari, kasus yang melibatkan kejahatan seksual terhadap anak kerap terjadi dan harus serius untuk ditangani.

Berdasarkan data yang dimiliki Bareskrim, terdapat 955 kasus kejahatan seksual terhadap anak pada 2013. Sedangkan pada 2014 terdapat 382 kasus.

"Adapun pada 2015, kejahatan seksual terhadap anak berjumlah 574 kasus, sedangkan pada 2016 berkurang hingga hanya 29 kasus," ujar Ari usai acara kampanye keselamatan anak-anak Indonesia dari dampak buruk internet di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Minggu (2/10/2016).

Terkait dengan kasus kejahatan seksual terhadap anak yang berbasis internet, Ari mengatakan hingga September 2016 hanya ada satu kasus terjadi.

Menurut Ari, sedikitnya kasus berbasis internet tersebut disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat untuk melaporkan pengaduan.

"Tapi ini kami yakin masih banyak yang belum terdeteksi," ucap Ari.

Atas dasar itu, Ari pun mengharapkan kepedulian masyarakat untuk berpartisipasi melaporkan pengaduan kasus kejahatan seksual terhadap anak.

"Maka kami harapkan kepedulian masyarakat semua untuk bisa melaporkan," ujar Ari.

Selain itu, Ari pun meminta agar para orang tua tidak takut anaknya akan dipidana jika terlibat dalam kejahatan seksual.

Sebab, kepolisian akan memberikan pembedaan kepada anak agar tidak dipidana jika ditemukan terlibat dalam kasus kejahatan seksual.

"Jangan takut anak dipenjara. Tidak. Ada UU tentang Perlindungan Anak. Ada diversi. Dia kami upayakan untuk tidak dipenjarakan," ucap Ari.

Kompas TV Kebiri dan Kekerasan Seksual Tak Nyambung â?? Dua Arah Eps 10 Bag 2.mp4
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com