JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi I DPR, Hanafi Rais menegaskan bahwa TNI harus memberikan tindakan tegas kepada personelnya yang melakukan kekerasan kepada masyarakat dan wartawan.
"TNI harus melakukan investigasi dan memberi tindakan kepada oknum tersebut," kata Hanafi di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (18/8/2016), seperti dikutip Antara.
Hal itu dikatakannya menanggapi kekerasan yang dilakukan prajurit TNI Angkatan Udara (AU) terhadap masyarakat dan wartawan saat unjuk rasa warga di Sarirejo, Medan, Sumatera Utara, Senin (15/8/2016).
Hanafi mengatakan, meskipun penyelesaian kasus tersebut dilakukan di Peradilan Militer, namun hukumannya harus setimpal ketika diselesaikan di pengadilan biasa.
(baca: Kronologi Kekerasan Oknum TNI AU terhadap Wartawan dan Warga di Medan)
Hal itu, menurut dia, karena tindakan tersebut bukan perintah lembaga, namun di lapangan ada oknum di luar kendali melakukan tindakan kekerasan.
"Masalah hukum harus segera diselesaikan, termasuk penundaan kenaikan pangkat atau pemecatan sebagai sanksi yang diberikan," ujarnya.
Dia mengatakan, tindakan tegas perlu dilakukan agar marwah TNI di mata masyarakat sebagai lembaga yang paling dipercaya bisa tetap terjaga.
Pasalnya, selama ini berbagai survei menyebutkan bahwa TNI sebagai satu-satunya lembaga yang paling dipercaya.
"TNI ini dalam menjalankan tugasnya walaupun tupoksinya adalah militer, agar bagus maka lebih mengedepankan pendekatan humanis daripada kekerasan," ucapnya.
Politikus PAN itu menilai, banyak sekali pendekatan humanis yang dapat dipakai TNI untuk menyelesaikan persoalan di lapangan. Jangan sampai tindakan kekerasan yang dilakukan personel TNI terulang kembali yang akhirnya akan merugikan institusi.
"Di Jakarta (TNI) terlibat penggusuran lalu di Medan kekerasan terhadap wartawan lalu kalau di tempat lain terulang maka kasian institusi TNI," ujarnya.
Sebelumnya terjadi bentrokan antara warga Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia, Kota Medan dengan personel TNI Angkatan Udara pada Senin (15/8).
Peristiwa itu mengakibatkan sembilan warga dirawat di rumah sakit dan dua jurnalis yang sedang meliput juga ikut menjadi korban.
(baca: Warga Medan Bentrok dengan TNI AU, 11 Orang Terluka Termasuk Jurnalis)
Peristiwa berawal saat warga memblokade Jalan SMA Negeri 2 Medan dan persimpangan Komplek CBD Polonia Medan. Penghalangan jalan ini dilakukan karena TNI AU dinilai warga mematok sebidang tanah milik warga di Jalan Pipa Medan.