Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JK Akui Pengembangan Industri Mobil Indonesia Pernah Berantakan

Kompas.com - 11/08/2016, 16:41 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengakui, geliat industri otomotif Tanah Air tidak sebaik negara lain. Thailand misalnya.

Meski demikian, Kalla mengatakan saat ini ekspor mobil Indonesia ke luar negeri mulai membaik.

"Hal itu karena kita memang memulainya agak berantakan untuk berpikir seperti itu (seperti Thailand). Tapi saya yakin banyak hal yang dapat kita perbuat baik untuk domestik dan untuk ekspor yang selalu menjadi tujuan daripada suatu negara untuk meningkatkan daya saingnya," kata Kalla saat membuka Gaikindo Indonesia International Auto Show di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD, Tangerang, Banten, Kamis (11/8/2016).

Ia mengatakan, salah satu hal terpenting di dalam mengembangkan industri otomotif yakni pengembangan teknologi.

(Baca: JK: Pajak Kendaraan Jadi Sumber Pajak Terbesar Daerah)

Tanpa itu, sulit bagi industri otomotif Tanah Air untuk bersaing dengan negara lain. Selain itu, dewasa ini perkembangan penjualan otomotif layaknya industri fashion.

Karakteristik atas produk yang dihasilkan menjadi kunci keberhasilan dalam memasarkan produk yang dihasilkan. Dalam hal itu, teknologi memiliki andil penting. "Tanpa teknologi yang besar dan kuat, kita akan jauh ketinggalan," ujarnya.

Perhatikan Lingkungan

Kalla menambahkan, dirinya telah meminta Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, agar pengembangan industri otomotif dalam negeri berorientasi pada lingkungan.

Sebab, di belahan dunia mana pun, mulai menggenjot produksi mobil yang ramah lingkungan Untuk itu, ia mengatakan, industri otomotif Tanah Air juga perlu ikut memproduksi mobil yang ramah lingkungan.

(Baca: Ketika JK Kepincut Fitur Keamanan Daihatsu Sigra)

Sehingga, produksi mobil Indonesia semakin diminati di luar negeri. "Dari situ, saya percaya bahwa kemajuan manufaktur yang didukung SDM yang baik, kita tidak akan banyak ketinggalan dari negara lain," ujarnya.

Kompas TV Wapres JK Minta Calon Aparat Jadi Teladan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Adam Deni Dituntut 1 Tahun Penjara dalam Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Ahmad Sahroni

Adam Deni Dituntut 1 Tahun Penjara dalam Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Ahmad Sahroni

Nasional
Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok 'E-mail' Bisnis

Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok "E-mail" Bisnis

Nasional
Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Nasional
Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat 'Nyantol'

Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat "Nyantol"

Nasional
Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok 'E-mail' Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok "E-mail" Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Nasional
Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Nasional
Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Nasional
Rayakan Ulang Tahun Ke-55, Anies Gelar 'Open House'

Rayakan Ulang Tahun Ke-55, Anies Gelar "Open House"

Nasional
KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

Nasional
Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Nasional
Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Nasional
Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Nasional
Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Nasional
Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Nasional
Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com