JAKARTA, KOMPAS.com — Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan, kerja sama sembilan sekolah dengan PASIAD, organisasi non-pemerintah yang digerakkan masyarakat Turki, telah berakhir sejak tahun lalu.
Pernyataannya ini masih terkait dengan permintaan Pemerintah Turki agar Indonesia menutup 9 sekolah yang disebut terkait dengan Fethullah Gullen.
Arrmanatha mengatakan, tidak ada ketentuan bagi sekolah di Indonesia untuk tunduk dengan perintah negara lain.
“Kita harus melihat bahwa selama ini kerja sama dengan pihak Turki melalui PASIAD sudah selesai tahun 2015, Desember lalu,” kata dia, di sela-sela kegiatan World Islamic Economic Forum di Jakarta Convention Center, Selasa (2/8/2016).
Gulen dituding berada di ballik upaya kudeta gagal di Turki beberapa waktu lalu. PASIAD dinilai memiliki korelasi dengan Gulen.
Arrmanatha menegaskan, selama ini Pemerintah Indonesia tidak pernah mencampuri urusan internal negara lain.
Oleh karena itu, ia meminta agar Turki juga tidak mencampuri urusan dalam negeri Indonesia.
“Kami berharap negara lain menghormati,” ujar Arrmanatha.
Ia menambahkan, semua sekolah yang terdapat di Indonesia tunduk di bawah aturan yang diatur oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Jika memang ada indikasi dugaan pelanggaran hukum yang dilakukan sekolah-sekolah yang pernah bekerja sama dengan PASIAD, maka akan ditindak sesuai dengan ketentuan hukum Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.