JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto mengatakan, aparat penegak hukum yang terkait dalam upaya pemberantasan peredaran narkoba harus menjadikan "curhat" Freddy Budiman sebagai momentum untuk melakukan evaluasi.
Koordinator KontraS Haris Azhar mengaku mendapatkan informasi dari Freddy bahwa ada oknum penegak hukum yang menerima "setoran" dari bisnis yang dijalankannya.
Wiranto mengatakan, meski kesaksian Freddy tersebut tidak bisa ditindaklanjuti, aparat penegak hukum seharusnya memberikan respons.
"Penuturan itu bisa dimanfaatkan untuk introspeksi dan evaluasi aparat penegak hukum terkait masalah narkoba, agar mereka bisa menjalankan tugas dengan baik," ujar Wiranto, saat ditemui usai menghadiri acara peresmian pameran lukisan koleksi Istana, di Galeri Nasional, Jakarta, Senin (1/8/2016).
Wiranto juga mengingatkan aparat penegak hukum untuk tidak menyalahgunakan wewenang dan jabatan untuk kepentingan pribadi.
Pemerintah, kata Wiranto, akan bertindak tegas terhadap aparat hukum yang terbukti memiliki keterlibatan dalam jaringan sindikat peredaran narkoba.
"Jangan sampai aparat penegak hukum main-main dengan masalah ini. Kalau aparat penegak hukum terkait masalah narkoba main-main dengan masalah ini, pemerintah tidak segan untuk menindak tegas," kata dia.
Sebelumnya, terpidana mati Freddy Budiman menyebut keterlibatan oknum Badan Narkotika Nasional, Polri, dan Bea Cukai dalam peredaran narkoba yang dilakukannya.
Menurut Haris, kisah itu disampaikan Freddy kepadanya pada ahun 2014.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.