Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perombakan Kabinet, Selasa, Rabu, Akhir Bulan, atau Kapan?

Kompas.com - 12/04/2016, 05:10 WIB

Pada Jumat (1/4) pagi hingga sore hari lalu, Presiden Joko Widodo berturut-turut tak hanya memanggil Sekretaris Kabinet Pramono Anung ke Istana Merdeka, tetapi juga Menteri Sekretaris Negara Pratikno di Istana Merdeka, Jakarta.

Hampir dua jam lebih, secara bergantian Pramono dan Pratikno diajak Presiden Jokowi mendiskusikan banyak hal, di antaranya soal perombakan kabinet yang sebelumnya sudah dibicarakan bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla sebelum Wapres mengikuti Konferensi Boao Forum Asia di Provinsi Hainan, Tiongkok, dan mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi Nuklir di Washington DC, Amerika Serikat.

Setelah memanggil Pramono dan Pratikno, Presiden Jokowi mengundang Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Hati Nurani Rakyat H Wiranto.

Selesai Wiranto, Presiden Jokowi juga memanggil Ketua Umum DPP Partai Nasdem Surya Paloh, yang baru mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta.

Presiden Jokowi sendiri sebelumnya sudah mengundang Ketua Umum PDI-P Megawati Soekanoputri ke Istana Merdeka untuk meminta izin mengganti dua menteri yang dinilainya kurang kinerja dan kesehatannya.

Dengan pemanggilan tersebut, Presiden Jokowi disebut-sebut "sudah di ubun-ubun" untuk mengumumkan perombakan kabinet meskipun Wapres saat itu masih berada di AS dan akan menuju Jepang.

Dari proses selama itu, Jokowi disebut-sebut sudah memiliki daftar sejumlah menteri yang akan dicopot dan beberapa nama calon yang akan menggantikannya.

Hanya, pertanyaannya, apakah rencana tersebut sudah dibahas bersama dengan Kalla?

Bahkan, akibat keinginan Presiden Jokowi yang disebut-sebut sudah menggebu-gebu ingin memperbaiki kinerja kabinetnya dengan reshuffle, sempat dikhawatirkan mengabaikan kehadiran Wapres Kalla yang masih berada di AS, walaupun rasa-rasanya tak mungkin Presiden Jokowi melakukan hal itu.

Pratikno yang dihubungi Kompas tak berkomentar. Demikian pula Pramono hanya tertawa saat dikonfirmasi dan tak mau berbicara.

Di sela-sela kunjungan kerjanya di Washington DC, Amerika Serikat, Kamis (31/3) waktu setempat atau Jumat (1/4) dini hari waktu Indonesia bagian barat, Wapres Kalla justru dengan tenang menjawab, "Sudah ada evaluasi, bagaimana agar kabinet ini bekerja lebih efektif. Presiden setiap saat bisa melakukan perombakan kabinet."

Namun, Wapres tak menjelaskan, perombakan kabinet tersebut perlu kehadirannya atau tidak (Kompas, 1/4).

Memang, perombakan kabinet pada saat itu akhirnya tidak jadi. Seperti menunggu Wapres pulang dari Jepang pada Rabu (6/4), Presiden Jokowi juga melakukan kunjungan kerja ke Maluku, Papua, dan Papua Barat.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Pastikan Takaran LPG Sesuai, Pertamina Lakukan Sidak di Beberapa Tempat

Pastikan Takaran LPG Sesuai, Pertamina Lakukan Sidak di Beberapa Tempat

Nasional
Putusan Adam Deni di Kasus Pencemaran Ahmad Sahroni Ditunda Pekan Depan

Putusan Adam Deni di Kasus Pencemaran Ahmad Sahroni Ditunda Pekan Depan

Nasional
Revisi UU Polri: Ruang Lingkup Kerja Polri Makin Luas

Revisi UU Polri: Ruang Lingkup Kerja Polri Makin Luas

Nasional
Revisi UU Polri: Polisi Bisa Blokir-Batasi Akses Internet Publik demi Keamanan Dalam Negeri

Revisi UU Polri: Polisi Bisa Blokir-Batasi Akses Internet Publik demi Keamanan Dalam Negeri

Nasional
Hari Ini, Karen Agustiawan Jalani Sidang Tuntutan Kasus Pengadaan LNG di Pertamina

Hari Ini, Karen Agustiawan Jalani Sidang Tuntutan Kasus Pengadaan LNG di Pertamina

Nasional
Rekrutmen Calon Kepala Daerah: Cegah Politik Dinasti

Rekrutmen Calon Kepala Daerah: Cegah Politik Dinasti

Nasional
Palestina Tak Kunjung Jadi Anggota PBB, Kemenlu: Masalahnya di Dewan Keamanan

Palestina Tak Kunjung Jadi Anggota PBB, Kemenlu: Masalahnya di Dewan Keamanan

Nasional
Kemenag Minta Jemaah Haji Indonesia Patuhi Larangan Saat Berihram

Kemenag Minta Jemaah Haji Indonesia Patuhi Larangan Saat Berihram

Nasional
Jokowi Kunker ke Sumsel, Akan Kunjungi RSUD hingga Gudang Bulog

Jokowi Kunker ke Sumsel, Akan Kunjungi RSUD hingga Gudang Bulog

Nasional
KPK Akan Dakwa SYL atas Dugaan Gratifikasi Rp 60 M, TPPU Rp 104,5 M

KPK Akan Dakwa SYL atas Dugaan Gratifikasi Rp 60 M, TPPU Rp 104,5 M

Nasional
24 WNI Ditahan karena Visa Palsu, Kemenag Wanti-wanti soal Tawaran Haji Tanpa Antre

24 WNI Ditahan karena Visa Palsu, Kemenag Wanti-wanti soal Tawaran Haji Tanpa Antre

Nasional
Kejagung: Kasus Korupsi Emas 109 Ton Berbeda dengan Kasus Budi Said

Kejagung: Kasus Korupsi Emas 109 Ton Berbeda dengan Kasus Budi Said

Nasional
Biduan Nayunda Nabila Mengaku Diberi Cincin oleh SYL

Biduan Nayunda Nabila Mengaku Diberi Cincin oleh SYL

Nasional
Momen Jokowi dan Iriana 'Nge-vlog', Beri Semangat ke Warganet yang Berangkat Kerja  Pagi-pagi

Momen Jokowi dan Iriana "Nge-vlog", Beri Semangat ke Warganet yang Berangkat Kerja Pagi-pagi

Nasional
Saat SYL Hamburkan Uang Negara dan Pribadi buat Biduan Nayunda...

Saat SYL Hamburkan Uang Negara dan Pribadi buat Biduan Nayunda...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com